Berita Hukum, Politik, dan Pemerintahan

Pimpin Rakor, Mendagri Sampaikan Pesan Presiden Untuk Konsisten Kendalikan Harga

Malang (malangkota.go.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual dari Ngalam Command Center (NCC) Balai Kota Malang, Senin (9/1/2023). Pada rakor kali ini Pemkot Malang diwakili oleh Kepala Bagian Perekonomian, Infrastruktur dan Sumber Daya Alam (PISDA), Ir. Eny Handayani, M.Si.

Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual dari Ngalam Command Center (NCC) Balai Kota Malang

Rapat yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian ini diikuti oleh pemerintah daerah se-Indonesia. Menteri Tito mengungkapkan Presiden Jokowi RI menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pemerintah daerah karena telah memahami dan berupaya mengendalikan inflasi. Presiden Jokowi pun juga mengapresiasi terselenggaranya rakor mingguan ini dan mendukung kegiatan ini untuk terus dilakukan.

“Angka inflasi nasional sangat ditentukan oleh kerja sama pemerintah pusat dan seluruh pemerintah daerah. Agregat dari itu (kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah). Jadi peran pemerintah daerah sangat penting dan itu terbukti,” ujar Menteri Tito.

Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Tito memaparkan inflasi nasional pada bulan September 2022 yaitu sebesar 5,9 persen dan turun pada bulan Oktober 2022 yaitu sebesar 5,7 persen. Mendagri juga menyebut bahwa Bank Indonesia memperkirakan akan terjadi penurunan sedikit di bulan November, dan faktanya angka inflasi pada bulan tersebut menyentuh angka 5,42 persen.

“Di akhir tahun BPS (Badan Pusat Statistik) merilis angka inflasi dengan kenaikan sedikit yaitu 5,51 persen. Tetapi kita tidak perlu berkecil hati, karena ada Natal dan Tahun Baru (Nataru), otomatis pola demand meningkat,” ucapnya.

Menteri Tito menambahkan, memasuki tahun politik masalah stabilitas harga pangan menjadi concern yang paling utama khususnya untuk masyarakat kelas bawah. “Presiden menyampaikan agar kita semua harus mendukung dan konsisten mengendalikan harga barang dan jasa, yang kita sebut dengan indikator inflasi,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala BPS RI, Margo Yuwono menyampaikan beberapa catatan peristiwa global yang terjadi di tahun 2022. Di antaranya adalah pemulihan pascapandemi Covid-19 berakibat pada ketidakseimbangan supply sehingga memicu kenaikan harga komoditas.
Selain itu, adanya konflik geopolitik yang menyebabkan terganggunya rantai pasok terutama untuk bahan pangan dan energi. Ditambahkan Margo, beberapa negara membuat kebijakan pengetatan keuangan dengan menaikkan suku bunga akibat tingginya inflasi. Hal ini memicu capital outflow dari negara berkembang.
“Dengan melihat peristiwa penting secara global ini memacu kenaikan harga, terutama untuk energi dan makanan, juga beberapa komoditas metal dan mineral. Ini tentu berpengaruh pada inflasi kita di tahun 2022,” ujarnya.

Margo juga menyebut beberapa peristiwa sepanjang 2022 di dalam negeri seperti adanya kelangkaan minyak goreng, kenaikan harga avtur, bulan Ramadhan dan Idulfitri, anomali cuaca di beberapa wilayah, penyesuaian harga BBM bersubsidi, serta adanya libur sekolah dan Nataru di akhir tahun.

“Sementara itu, kebijakan pengendalian inflasi oleh pemerintah dilakukan dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dan dilakukan evaluasi setiap minggunya untuk melihat bagaimana perkembangan harga di seluruh kabupaten/kota. Kemudian Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan dalam rangka menekan inflasi dalam negeri,” terangnya.

Margo menguraikan, ada tiga kelompok komoditas yang memiliki andil tinggi pada inflasi nasional tahun 2022. Pertama adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 5,83 persen dengan andil 1,51 persen terhadap inflasi nasional. Kedua adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang mengalami inflasi sebesar 3,78 persen dengan andil 0,74 persen terhadap inflasi nasional. Dan yang ketiga, kelompok transportasi yang mengalami inflasi sebesar 15,26 persen dan memberikan andil sebesar 1,84 persen.

“Tekanan inflasi komponen harga diatur pemerintah secara tahunan masih tinggi yang didorong oleh kenaikan harga bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, dan tarif angkutan dalam kota dalam setahun terakhir. Tekanan inflasi tahunan komponen harga bergejolak pada Desember kembali mengalami pelemahan dibandingkan bulan sebelumnya yang disebabkan oleh penurunan harga beberapa komoditas pangan, sehingga tekanan inflasi komponen inti secara tahunan masih terkendali,” urainya.

Lebih lanjut Margo menyebutkan beberapa upaya yang bisa dilakukan dalam mengendalikan harga komoditas pangan yakni memperkuat pengelolaan stok terutama pada komoditas volatile foods, menjaga ketersediaan komoditas pangan yang dihasilkan dari luar daerah melalui kerjasama pengadaan pasokan antar provinsi, dan menciptakan kemandirian pangan dan mengurangi ketergantungan impor bahan pangan dengan menciptakan barang substitusinya. (ari/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content