Berita Seni Budaya dan Pariwisata

Merekam Jejak Kerajaan Singasari Dengan Kirab Tumpeng dan Budaya

Blimbing (malangkota.go.id) – Tak kurang dari 1.000 warga Kelurahan Balearjosari Kecamatan Blimbing Kota Malang mengikuti Kirab Tumpeng dan Kirab Budaya dalam rangka bersih desa, Rabu (19/7/2023). Selain menampilkan berbagai tarian daerah, di acara ini sekitar 200 tumpeng dikirab oleh warga dari tujuh RW dan 45 RT. Kirab tumpeng dan budaya menuju punden atau petilasan jejak Kerajaan Singasari yaitu Kendedes.

Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko  membuka Kirab Tumpeng dan Kirab Budaya dalam rangka bersih desa

Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko usai memberangkatkan kirab memberikan apresiasinya. Pasalnya, selain untuk memperingati Tahun Baru Islam 1445 Hijriyah dan menguatkan gotong-royong, gelaran ini sebagai wujud merawat budaya.

Di wilayah Kelurahan Balearjosari ini, diungkapkan pria yang akrab disapa Bung Edi itu sangat kental dengan sejarah Kerajaan Singasari. Adanya daerah bernama Carang Asem yang sekarang menjadi kampung Karang Asem dan Panawijen yang sekarang menjadi Kampung Polowijen merupakan petilasan atau tempat bermukimnya Kendedes kala itu.

“Sehingga tradisi budaya ini harus tetap lestari dan bisa diwariskan kepada kaum generasi muda. Dengan kreasi dan budaya yang ditampilkan ini adalah kekayaan yang kita miliki selama ini dan itu aset. Oleh karena itu, ini adalah barang mahal karena bangsa ini bisa bangkit. Bangsa ini bisa besar karena menghargai nilai-nilai budaya kita,” urai pria berkacamata itu.

Dari tradisi budaya seperti ini, Wawali pun menginginkan agar bisa menjadi salah satu agenda pariwisata. “Dengan demikian, jumlah kunjungan wisata ke Kota Malang dan perekonomian masyarakat terus meningkat signifikan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Kirab Budaya, H. Saydun Mustofa, SE mengatakan bahwa kirab seperti ini merupakan pelaksanaan tahun kesepuluh. Pria yang juga Ketua LPMK Kelurahan Balearjosari itu menyampaikan, sebagai bangsa yang besar kita jangan sampai melupakan budaya leluhur yang juga merupakan tonggak sejarah bangsa.

Dari event ini, Mustofa berharap kerukunan seluruh masyarakat Balearjosari semakin baik lagi dan mengembalikan rasa kegotongroyongan masyarakat. “Kita juga kembali ingin mengenalkan masyarakat Balearjosari kepada para leluhur-leluhur,” pungkasnya. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content