Lowokwaru (malangkota.go.id) – Pada Pesta Demokrasi Serentak 2024 nanti, suara pemilih di rentang usia usia 18 -40 tahun akan menjadi rebutan bagi calon legislatif maupun pasangan bakal calon presiden (bacapres) dan bacawapres. Pasalnya hak pilih generasi muda ini lebih dari 50 persen penduduk yang mempunyai hak suara di negeri ini, sehingga keterlibatan kaum muda turut menentukan keberhasilan pesta demokrasi 5 tahunan tersebut.
Hal itu disampaikan Muhammad Fadzryl Adzmy dari Pusat Studi Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang dalam diskusi publik di Rumah Baca Cerdas (RBC) Kota Malang bertajuk ‘Anak Muda Dalam Politik 2024’, Jumat malam (3/11/2023). Menurutnya, kaum muda yang cenderung pragmatis ini harus terakomodir dengan baik agar pada pemilu serentak nanti mereka mau datang ke bilik tempat pemungutan suara.
“Saya rasa semua aktor-aktor politik yang terlibat baik dari partai politik atau calon anggota legislatif semuanya akan mencoba masuk merangkul isu-isu tentang anak muda di isu yang akan sangat strategis di tahun 2024,” katanya.
Pernyataan senada disampaikan peneliti Report, Veria Unisela. Menurutnya, apa yang menjadi kebutuhan atau kegelisahan kaum muda ini harus dijawab dan dipenuhi oleh para calon pemimpim bangsa yang akan berkontestasi. Seperti pemerataan pendidikan dan pemenuhan lapangan kerja agar kaum muda ini tidak merasa hanya dimanfaatkan untuk mendulang suara.
“Nah, ketika tidak mampu menyadarkan atau tidak bisa katakan mendulang suara para pemilih pemula, ya bisa dikatakan pemilih ini bisa kacau. Bahasa kasarnya kan endingnya seperti itu, karena suara pemilih pemula itu akan berpeluang besar menentukan siapa yang menang siapa yang enggak,” jelasnya.
Salah satu kaum muda, Yogi Saputra Alaydrus mengaku optimis pesta demokrasi akan berjalan dengan baik. Menurutnya saat ini banyak anak muda yang maju dalam kontestasi politik. Sehingga harapan besar untuk mengakomodir apa yang menjadi kebutuhan kaum muda dapat terealisasi nantinya.
“Saya sangat optimis terkait dengan politik saat ini. karena saya melihat politik saat ini itu dimiliki beberapa kaum. Ada kaum tua dan juga kaum muda dan ini juga memiliki kondisi yang sangat kompleks terjadi di politik pemilu tahun 2024”, ungkapnya.
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi para calon pemimpin bangsa ini dan penguatan pendidikan politik menjadi sesuatu yang mutlak dilakukan. Jangan sampai kaum muda ini apatis terhadap politik karena mereka juga calon pemimpin di masa mendatang. (say/yon)