Klojen (malangkota.go.id) – Pemilihan Umum atau yang disingkat pemilu, merupakan salah satu kegiatan politik yang secara rutin dilakukan di Indonesia tiap lima tahun sekali. Namun tidak semua orang paham seberapa penting penggunaan hak pilih yang mereka miliki sebagai warga negara. Tingginya angka golput di masyarakat juga menjadi salah satu masalah dalam pelaksanaan pesta demokrasi ini.
Minimnya minat berpartisipasi dalam proses pemilu juga dipengaruhi oleh kendala teknis di lapangan, salah satunya adalah kendala lokasi domisili asal dan proses pindah pilih. Hal ini yang melatarbelakangi tiga orang mahasiswa Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya untuk membuat buku saku tentang proses Pindah Memilih Pemilu 2024 berjudul ‘Paham Pindah Pilih Pemilu 2024’.
Buku ini dibuat oleh Sambu Satrio Utomo bersama Samuel Bintang Raka Siwi dan Irham Dwi Febrianto. ”Buku saku ini berisikan tentang penjelasan tata cara dan prosedur yang bisa dilakukan oleh siapa saja yang ingin mengikuti proses pemilu di luar domisili mereka,” terang Sambu, Kamis (11/1/2024)
Bagi seorang yang sedang merantau, kembali ke domisili asal dalam jangka waktu yang cukup pendek dan jarak yang cukup jauh tentu saja merupakan hal yang perlu dipertimbangkan. ”Sementara itu, jika masih belum memenuhi syarat dan prosedur, seorang tersebut tidak akan bisa menggunakan haknya jika di luar daerah domisili. Namun hal ini sebenarnya bukan menjadi suatu kendala jika perantau menjalankan prosedur-prosedur yang ada yang berkaitan dengan proses pindah pilih,” urai Sambu.
Buku Saku Paham Pindah Pilih Pemilu 2024 ini merupakan hasil diskusi para mahasiswa selama menyelesaikan proses magang di Bawaslu Kota Malang dan telah disetujui para staf Bawaslu Kota Malang. ”Pemilihan tentang bagaimana cara paling efektif dalam menyebarkan informasi tentang prosedur pindah pilih juga merupakan hal yang sangat penting, mengingat di Kota Malang sendiri merupakan kota yang terbilang banyak dalam mendatangkan para perantau,” beber mahasiswa angkatan 2020 ini.
Buku saku ini ditujukan terutama untuk para mahasiswa yang sedang merantau di Kota Malang. Namun tidak menutup kemungkinan juga untuk masyarakat luas yang sedang tidak berada di domisili asal mereka untuk tetap menggunakan hak suara mereka pada saat pemilu.
Dengan adanya buku saku ini, Sambu dan kelompoknya berharap para perantau dapat lebih paham dengan tata cara pindah pilih yang dapat diakses dan dilihat dalam buku saku. ”Terlebih lagi di UB banyak mahasiswa dari luar kota atau luar pulau. Dan buku saku ini dapat menjadi pedoman bagi mereka dalam pemilu di tahun 2024 mendatang. Untuk memudahkan penyebaran, buku saku ini kami buat dalam bentuk digital,” pungkasnya. (say/yon)