Klojen (malangkota.go.id) – Empat inovasi layanan publik dipaparkan Pj. Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM dalam sesi presentasi dan wawancara Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi (PKRI) 2024 secara daring dari ruang Ngalam Command Center (NCC) Balai Kota Malang, Selasa (16/7/2024).
Empat inovasi tersebut adalah Belajar Menyenangkan Bersama Siswa Spesial (Benang Mass) dari SMPN 3 Kota Malang, Layanan Siswa Istimewa Galas Berwirausaha (Nasi Tiga Beras) dari SMPN 13 Kota Malang, Spenturo Ramah Inklusi (Serasi) dari SMPN 20 Kota Malang, serta Sinau Mandiri Bersama Anak Satwimaba Istimewa (Simba Asia) dari SMPN 2 Kota Malang.
Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang usai paparan menyampaikan apresiasi atas hadirnya inovasi-inovasi yang muncul di linkungan sekolah-sekolah di Kota Malang. Menurutnya hadirnya inovasi merupakan bukti keseriusan Pemkot Malang dalam memfasilitasi siswa istimewa untuk bisa mendapatkan hak belajar yang sama dengan siswa reguler lainnya.
“Sekolah wajib menerima semua siswa, baik reguler maupun istimewa. Tentu ada bentuk perlakuan khusus bagi siswa istimewa yang sudah dituangkan di beberapa SMP Negeri di Kota Malang ini, dan alhamdulillah inovasi yang dilakukan oleh sekolah terutama oleh SMPN yang sudah masuk dalam Top 99 inovasi layanan oleh Kementerian PANRB ini diapresiasi oleh tim penilai,” ungkapnya.
Wahyu berharap ke depannya inovasi yang dilakukan tidak berhenti sampai di sini saja, akan tetapi juga bisa dilakukan dan direplikasi oleh SMP lainnya, baik negeri maupun swasta. Terbukti inovasi yang awalnya digagas SMPN 10 yakni inovasi Belajar Menarik Bersama Siswa Istimewa (Jarik Ma’Siti) sudah berhasil dan direplikasi dengan beberapa improvisasi dari bagaimana menangani siswa istimewa.
“Harapan saya inovasi ini juga bisa dikembangkan dan mendapatkan apresiasi. Tidak hanya itu, saya berharap juga bagi para siswa istimewa juga mendapatkan pelayanan dan mempunyai tingkat pendidikan dengan kualitas yang sama dengan siswa reguler,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang Suwarjana, SE., MM yang turut mendampingi saat sesi presentasi dan wawasncara menjelaskan saat ini seluruh sekolah di jenjang SMP di Kota Malang menerima siswa Istimewa. Disampaikannya bahwa inovasi yang sebelumnya dilakukan di SMPN 10 Kota Malang dengan Jarik Ma’Siti terbukti berhasil dalam mengembangkan proses belajar bersama siswa istimewa sehingga wajib direplikasi di sekolah lainnya.
“Yang jelas dengan adanya Jarik Ma’siti yang berhasil di tahun 2023 itu kami nilai bagus untuk kami replikasikan. Maka dari itu di PPDB 2024 semua sekolah wajib menerima siswa istimewa, dan semua sekolah sudah menerapkan inovasi ini, yang tentu dengan improvisasi dan pengembangan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing,” ujarnya.
Suwarjana menyebutkan meski sempat ada kendala dalam penerapan metode belajar yang sama antara siswa istimewa dan siswa reguler, akan tetapi proses pembelajaran kemudian berjalan dengan lancar dengan adanya pendampingan yang dilakukan kepada siswa istimewa. Maka dari itu, Kadisdikbud menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat khususnya orang tua murid yang sudah mengerti dengan pola belajar yang diterapkan di sekolah-sekolah di Kota Malang.
“Sekolah-sekolah ini juga termasuk yang difavoritkan oleh masyarakat. Ketika pola belajar dengan siswa istimewa ini diterapkan tentunya menjadi pertimbangan khusus bagi orang tua murid. Saya kira masyarakat Kota Malang sudah cukup cerdas dan bisa memahami proses ini dengan luar biasa,” pungkasnya. (iu/yon)