Klojen (malangkota.go.id) – Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) Kota Malang menggelar Rapat Koordinasi di Mini Block Office Balai Kota Malang, Senin (30/9/2024). Rakor ini diikuti oleh berbagai unsur, yakni dari Polresta Malang Kota, akademisi, dan stakeholder lainnya dan membahas tiga materi.
Pertama yaitu terkait dengan evaluasi rekayasa lalu lintas Jalan Buring-Jalan BS Riadi, kedua membahas Jl. Simpang Kelud-Kawi-Arjuno, dan yang ketiga yaitu terkait dengan optimalisasi parkir di beberapa titik, antara lain di Jalan Brawijaya Tumapel, Jalan Gajahmada, serta di Simpang Kelud-Arjuno-Kawi.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Anis Januar mengungkapkan, untuk evaluasi rekayasa lalin di Jalan Buring-Jalan BS Riadi, kinerja jalan yang di ujung volume kendaraannya turun. “Tapi turunnya itu karena dari satu arah menjadi dua arah, namun kinerja jalan yang lainnya meningkat, yaitu di Jalan Bromo-Semeru, dan di Jalan Basuki Rahmad Utara, itu kinerja jalannya meningkat,” imbuh Anis.
Peningkatan kinerja itu artinya jalan yang awalnya cenderung padat antara kapasitas dan volume, sekarang kapasitasnya tetap, tetapi volumenya atau jumlah kendaraannya menurun. Hal itu disebabkan karena kendaraan yang menuju ke Jalan Ijen di sisi sebelah barat sudah tidak perlu memenuhi atau lewat Jalan Basuki Rahmad dan Semeru.
“Kalau volumenya itu semakin sedikit, kapasitasnya lebar, berarti lalu lintasnya longgar. Apabila kapasitasnya besar, jalannya besar, (pengendara) yang lewat ini sedikit, artinya meningkat kecepatan pengendaranya,” jelas Anis.
Sementara itu untuk di Jalan BS Riadi yang belok ke Jalan Buring ada penurunan kinerja jalan. Penurunan itu artinya yang awalnya itu satu arah, menjadi dua arah. Sehingga kalau awal-awal kelihatan macet, tapi sekarang sudah tidak. “Penurunannya itu diidentikkan dengan penggunaan jalan lebih banyak, karena dari yang satu arah menjadi dua arah,” ungkap Anis.
Kalau yang di Brosem, antara volume dan kapasitasnya masih besar kapasitasnya. Jadi lebih cepat jalannya. Kalau yang di BS Riadi-Buring, dari satu arah menjadi dua arah. “Jadi peningkatan kinerja itu perbandingan antara volume dan kapasitas. Jadi bahwa kinerja jalan di dua titik itu jadi naik,” kata Anis.
Evaluasi kedua di Jalan Simpang Kelud-Arjuno-Kawi, dari dua fase menjadi tiga fase. Tujuan utamanya adalah mengutamakan keselamatan pengguna jalan. “Jadi tidak ada yang numpuk atau yang dua fase dulu dari arah timur dan barat lampu hijaunya bersamaan. Sehingga yang dari arah timur akan ke utara atau ke Jalan Arjuno, akan memotong dari arah Jalan Kawi atau arah barat yang mau lurus ke arah timur,” urai Anis.
Ditambahkannya, kalau yang baru menjadi tiga fase, jadi sendiri-sendiri. Dari arah timur ke barat, dan dari selatan ke utara bersamaan. “Hasil sementara ini kalau yang dari masing-masing titik, yang pertama yang Jalan Buring-BS Riadi akan segera kami patenkan. Di evaluasi kedua nanti kalau memang tidak ada perubahan, akan segera kami patenkan. Untuk Jalan Buring masuk bulan kedua,” papar Anis.
Untuk infrastruktur yang akan ditambah apabila dipatenkan, Anis mengatakan bahwa untuk saat ini masih ada barrier untuk pengendalian sementara. Artinya, kalau itu akan dilakukan perubahan kembali, dengan segera bisa dilakukan. Kalau dipatenkan maka akan diganti menjadi pembatas yang mungkin dari beton.
“Kapan dipatenkannya tergantung hasil evaluasi dari FLLAJ. Jalan Simpang Kelud-Arjuno-Kawi masih akan kami lakukan monitoring dan evaluasi karena ini kami baru dua minggu ini setelah dilakukannya rekayasa. Kalau yang ketiga itu masih tahap awal karena kami harus menghitung data teknis terkait dengan masing-masing jalan tersebut,” pungkas Anis. (say/yon)