Kedungkandang (malangkota.go.id) – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mencoba mesin pemanen padi combine harvester yang merupakan alat pertanian bantuan dari Presiden RI Prabowo Subianto. Mesin yang mengintegrasikan tiga proses penting dalam pemanenan padi, yakni memotong, merontokkan, dan membersihkan ini diuji coba di lahan pertanian Kelompok Tani Makaryo I, Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Selasa (24/6/2025).

Usai mencoba dan melihat melihat langsung kinerja alat pemanen padi tersebut, Wahyu mengatakan bahwa mesin combine harvester sangat efektif dalam mempercepat proses panen “Penggunaan mesin pemanen padi ini sangat bagus. Keberadaannya (combine harvester) sangat menunjang ketahanan pangan di Kota Malang,” kata Wahyu.
Dari dialog dengan para petani yang telah menggunakan mesin tersebut, Wahyu menjelaskan bahwa penggunaan combine harvester jauh lebih efisien dibandingkan metode panen manual. Untuk lahan seluas empat hektare, proses panen hanya membutuhkan waktu dua hari. “Jika menggunakan tenaga manusia, untuk empat hektare lahan memerlukan waktu hingga 16 hari. Jadi waktu, biaya, dan tenaga yang dibutuhkan tentu sangat jauh berbeda,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu anggota Kelompok Tani Makaryo, Saiful juga mengakui keefektifan penggunaan mesin ini. Menurutnya, untuk memanen padi seluas satu hektare, mesin ini hanya memerlukan waktu dua jam. Sementara jika menggunakan tenaga manusia, waktu yang dibutuhkan bisa mencapai dua hingga tiga hari. “Ini sangat membantu kami dalam proses panen, terutama karena sekarang sulit mencari tenaga kerja, karena anak-anak di sini sekarang sudah jarang yang mau menjadi petani,” jelas Saiful.
Selama ini, dikatakan Saiful para petani sering kali menyewa mesin combine harvester dari Jawa Tengah dengan biaya sewa sekitar Rp400.000 untuk setiap satu ton gabah yang dipanen. “Kami bersyukur sekarang sudah ada mesin combine harvester di Kota Malang, sehingga lebih mudah jika kami membutuhkan,” tambahnya.
Menambahkan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi, mengatakan bahwa alat pemanen ini tentunya sangat membantu, terutama dalam hal efisiensi waktu dan biaya.
“Jika dilakukan secara manual, panen untuk empat hektare akan memakan waktu 16 hari. Dengan mesin, proses ini hanya memerlukan dua hari. Ini menghemat waktu 12 hari, serta lebih efisien dalam penggunaan tenaga dan biaya,” urai Slamet. (cah/yn)