Blimbing (malangkota.go.id) – Keterlibatan berbagai pihak dalam mengembangkan ekosistem usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sangat penting. Hal itulah yang ditekankan Wali Kota Malang Wahyu Hidayat saat usai melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung UMKM Center di Jalan Panglima Sudirman, Sabtu (23/8). Pusat UMKM ini diinisiasi oleh Asosiasi UMKM Nusantara Rakyat Sejahtera (AMNARA) bekerja sama dengan Diskopindag Kota Malang dan Rindam V/Brawijaya.

Wahyu menyebut bahwa membangun ekosistem UMKM harus dilakukan dari hulu ke hilir, sehingga membutuhkan dukungan seluruh stakeholder. “Kota Malang punya potensi besar lewat UMKM. Mereka terbukti tetap bertahan saat pandemi Covid-19 dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,” ungkapnya.
Keberadaan UMKM Center ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat potensi ini, dan diharapkan menjadi inkubator UMKM serta memberikan solusi terhadap kendala yang umum dihadapi pelaku usaha, seperti permodalan dan pemasaran. “Saya mengapresiasi kolaborasi AMNARA, Pemkot Malang, dan TNI. Lokasinya yang berada di pusat kota akan memberikan dampak positif bagi perkembangan UMKM,” tambahnya.
Wahyu menargetkan, minimal sepuluh persen pelaku UMKM Kota Malang dapat bergabung dengan UMKM Center. Selain penyediaan fasilitas pemasaran, Wahyu menyebut perlunya dukungan dari perbankan, seperti Bank Jatim yang akan memberikan akses permodalan untuk mendukung pengembangan UMKM.
“Permodalan adalah masalah utama. Alhamdulillah, Bank Jatim siap memberikan dukungan pembiayaan. Harapannya, UMKM Center ini benar-benar memberi manfaat bagi pelaku usaha lokal,” harap orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu.
Menegaskan pernyataan Wali Kota Malang, Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, menyebut bahwa pembangunan gedung UMKM Center dilakukan melalui kolaborasi Pemkot Malang, TNI Rindam V/Brawijaya, dan investor tanpa menggunakan APBD.
Menurut Eko, langkah ini mendukung Dasa Bakti Unggulan yakni Ngalam Laris dan Ngalam Idrek, serta arahan Wali Kota untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan ekonomi mulai dari keluarga. “Kami ingin menggerakkan ekonomi mikro agar berkelanjutan,” ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada 2023-2024 tertinggi di Jawa Timur dan nasional. Capaian ini perlu terus dijaga. “Dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, kita harus memastikan keberlanjutan agar masyarakat bisa bekerja dan daya belinya meningkat,” lanjut Eko.
Eko juga menargetkan daya beli masyarakat naik dari Rp50.000 menjadi Rp150.000,- hingga Rp200.000,- per hari agar kebutuhan gizi terpenuhi dan angka stunting menurun. “UMKM Center ini diharapkan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi mikro di Kota Malang,” pungkasnya. (ari/yn)