Olahraga merupakan salah satu prestasi Kota Malang yang patut menjadi sebuah kebanggaan. Sebut saja di bidang olahraga sepak bola usia dini dan tinju. Pemerintah Kota Malang harus memberikan perhatian, karena prestasi-prestasi tersebut masih kurang terekspos.
Hal tersebut disampaikan oleh anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Moreno Soeprapto saat bertemu Wali Kota Malang, H. Moch. Anton di Hotel Gajahmada, di Jl. Dr. Cipto, Selasa (17/03). Menurutnya saat ini harus ada pembinaan secara khusus terhadap atlet-atlet berprestasi yang ada di Kota Malang. Selain itu juga disertai dengan penataan, penambahan, maupun perbaikan sarana prasarana di bidang olahraga.
Saat bertemu Wali Kota Malang, politisi Partai Gerindra yang saat itu dalam rangkaian acara reses itu mengatakan jika pihaknya juga membicarakan terkait persiapan Kota Malang dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Jawa Barat tahun 2016 mendatang. “Kita berharap dari kota ini bisa mengikutisertakan atlet-atlet yang berkualitas dan berprestasi,” harap Moreno.
“Beberapa cabang olahraga (cabor) yang menjadi unggulan harus menjadi perhatian khusus, terutama di bidang otomotif. Olahraga saat ini menjadi industri yang dapat mengangkat serta mengharumkan nama daerah. Untuk bidang otomotif, karena peminatnya dari kalangan muda, maka harus diwadahi dengan baik,” imbuh pria yang juga pernah menjadi pembalap mobil nasional itu.
Saat ini, lanjut Moreno, sedang ramai kasus pembegalan, dan kaum muda sangat rawan terjebak dalam tindakan kriminal tersebut apabila bakatnya tidak dapat diarahkan dengan baik. “Untuk bidang otomotif ini, pemerintah harus turut serta dalam penyediaan sarana prasarana seperti halnya adanya sirkuit khusus,” jelasnya.
Ketika ditanya apakah Moreno akan memfasilitasi pembangunan sirkuit balap di Kota Malang, dia mengaku masih akan mengomunikasikan lagi dengan Wali Kota Malang. “Selama ini sirkuit balap hanya ada di kota besar seperti Surabaya dan Jakarta. Jika dimungkinkan, kenapa tidak Kota Malang mempunyai sirkuit balap nasional. Saat ada sarana secara otomatis akan banyak orang datang ke kota ini yang secara otomatis akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” urainya.
“Untuk membuat sirkuit balap, biaya yang dibutuhkan sangat relatif dan tergantung kepada yang akan membuat sirkuit standarnya seperti apa. Kalau di Kota Malang dimungkinkan dibangun sirkuit, maka saya harap ada investor, dan kita akan memaparkan secara terbuka rencana pembangunannya kepada pihak terkait, termasuk pemerintah daerah,” papar Moreno.
Nantinya jika bisa terealisasi, kata dia, sirkuit tidak hanya akan difungsikan sebagai arena balapan, akan tetapi dapat digunakan sebagai tempat pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi), test drive, dan lain-lain. “Dalam konteks ini, keamanan dan kelayakan sirkuit akan menjadi perhatian khusus. Setidaknya dengan anggaran sekitar Rp. 5 miliar sudah bisa dibuat sirkuit balap di Kota Malang,” sambung Moreno.
Sementara itu Wali Kota Malang, H. Moch. Anton mengamini apa yang disampaikan Moreno. Pria yang akrab disapa Abah Anton itu mengaku akan berkoordinasi lagi lebih intens dengan Moreno terkait pertemuan dan pembicaraannya kemarin. “Kita lihat saja nanti, apakah yang disampaikan Moreno itu dapat terealisasi atau tidak, karena masih harus melalui kajian yang mendalam dengan berbagai pihak,” tuturnya. (say/yon)