Berita

Wujud Apresiasi dan Penghargaan Bagi Maestro Payung

Malang, (malangkota.go.id) – Kota Malang mempunyai seorang maestro payung bernama Rasimun atau yang akrab disapa Mbah Mun yang saat ini berusia 97 tahun dan sedang terbaring di salah salah satu rumah sakit di kota ini. Atas berbagai karyanya berupa pembuatan payung kertas dan kain, komunitas seni budaya yang tergabung dalam Karya Bumi Ngalam atau Kabunga menginisiasi pasar bertajuk pasar payung.

Kepala Disporapar Kota Malang, Dr. Ida Ayu Made Wahyuni, SH., M.Si membubuhkan tanda tangan di payung karya Mbah Mun sebagai tanda dibukanya pasar payung

Pasar ini diluncurkan pada Sabtu (20/02/2021) di sebelah rumah sang maestro payung di Jalan Laksda Adi Sucipto Gang Taruna III, Kecamatan Blimbing dan mendapat apresiasi positif dari Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang. Adanya pasar ini sebagai wujud apresiasi dan penghargaan bagi Mbah Mun karena hingga di usia senjanya masih mempersembahkan karya-karya terbaiknya.

Kepala Disporapar, Dr. Ida Ayu Made Wahyuni, SH., M.Si mengatakan selama ini workshop sudah dilakukan oleh komunitas Kabunga, maka ini menjadi sebuah embrio untuk pengembangan produksi ketika ada pesanan untuk payung ini. “Kami sangat mengapresiasi dan memberi penghargaan tinggi bagi Mbah Mun dan karya-karyanya sangat apresiatif,” imbuhnya.

Cara menyosialisasikan dan memasarkan karya dari Mbah Mun ini, terang Ida, sebetulnya sangat gampang, seperti bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta para pelajar diberikan workshop. Kemudian mereka dilombakan dari sisi kerapian payungnya, setelah itu diadakan satu tari, tari payung sehingga itu bisa berkembang.

Pihak Disporapar pun, menurut Ida akan membantu semaksimal mungkin agar pasar payung ini juga berdampak positif bagi warga sekitar dengan munculnya sejumlah peluang usaha lain. Misalnya warga sekitar akan berjualan suvenir unik lain dengan tetap mengusung tema payung karya Mbah Mun. Komunitas Kabunga pun diimbau agar lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola pasar ini agar diminati masyarakat serta menjadi tujuan wisata pasar seni.

Sementara itu, Koordinator Komunitas Kabunga Yuyun Sulastri mengatakan pasar yang hanya akan dibuka setiap hari Sabtu ini nantinya bagi pengunjung akan dikenalkan berbagai karya Mbah Mun dan bagi yang berminat bisa membeli. Harga payung dipatok mulai harga Rp10 ribu hingga ratusan ribu rupiah.

Berbagai aksesoris juga, terang dia, seperti payung mini, gantungan kunci berbentuk payung dan masker bergambar payung akan hadir di pasar ini. Selain itu, pelatihan membuat payung juga akan digelar sehingga mbah Mun akan selalu dan terus dikenang sepanjang masa. “Untuk penjualan aneka produk tersebut akan kami lakukan secara daring dan konvensional,” urainya.

“Saya harap pasar payung kita ini menjadi salah satu embrio agar nantinya benar-benar dibangun pasar seni atau pasar wisata di Kota Malang. Karena kita membutuhkan tempat semacam itu. Kalau memang seperti yang diajukan kemarin bisa dibangun di Terminal Madyopuro sebagai akses langsung dari tol, maka saya yakin yang namanya pemulihan ekonomi di Kota Malang dari seni dan budaya akan terbentuk,” jelas Yuyun. (say/ram)

You may also like

Skip to content