Malang,(malangkota.go.id) – Sampah merupakan salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas manusia sehari-hari. Hampir semua yang digunakan berakhir dengan menghasilkan sampah dari ukuran yang kecil hingga besar. Seperti sampah sisa makanan, plastik kemasan, kertas, hingga sampah yang berbahan logam.
Kepala Seksi Penanganan Sampah, Bidang Persampahan dan Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Buddie Herianto mengungkapkan jumlah sampah di Kota Malang yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) dalam sehari sekitar 485 ton sampah. Dari jumlah tersebut, dilakukan penyortiran dan pengolahan sehingga sampah yang murni menjadi residu adalah 400 ton per hari.
“Dalam per hari biasanya ada sekitar 148 ritasi pengangkutan, 1 ritasi memuat sampah 4-11 ton tergantung jenis kendaraannya. Ini adalah sampah yang masuk melalui Dinas Lingkungan Hidup saja, belum dari Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang,” jelas Buddie.
Berbagai jenis sampah yang diproduksi setiap hari tersebut, tentu akan menyisakan masalah apabila tidak dikelola dengan semestinya. Tidak jarang sampah dipandang sebagai benda mati minim guna yang tidak memiliki nilai ekonomi. Sehingga tidak jarang sampah yang dibuang hanya berakhir di TPA tanpa dikelola. Padahal jika sampah diolah dengan baik, ada berbagai manfaat bahkan potensi ekonomi yang ada di sana.
Secara umum jenis sampah sendiri dari 3, yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan sampah spesifik/khusus. Sampah organik adalah sampah yang bisa diurai seperti sisa makan, daun, ranting, dan kayu. Sampah anorganik adalah sampah yang membutuhkan waktu lama untuk terurai dan mengandung sedikit limbah kimia sehingga berpotensi mencemari lingkungan seperti plastik, besi, kertas, logam, karet.
“Sampah spesifik/khusus seperti sampah yang mengandung B3, contohnya sampah medis, puing bongkaran bangunan, dan sampah yang timbul akibat bencana. Ini adalah jenis sampah yang tidak bisa dibuang sembarangan karena memerlukan penanganan khusus,” tungkasnya.
Dengan metode pengolahan sampah yang tepat dan penerapan inovasi, sampah bisa berubah menjadi berbagai macam hal yang kaya akan nilai guna. Seperti mengonversi sampah menjadi energi bahan bakar, mendaur ulang plastik hingga menjadi produk baru, serta mengolah sampah organik menjadi kompos atau pakan ternak. Selain dapat mengurangi volume sampah, hal ini tentunya berpotensi besar untuk memberi manfaat ekonomi.
“Sampah jika bisa dikelola dengan baik adalah berkah dan jika kita bersahabat dengan sampah kita tidak akan bermasalah dengan sampah tersebut. Bahkan ada sebagian masyarakat yang sumber ekonominya berasal dari sampah. Contohnya gelas air minum ini, jika dijual harganya Rp2.500, semakin bagus bahannya maka harganya juga bisa semakin mahal,” tambah Buddie saat memegang gelas air minum.
Upaya pengurangan sampah dalam rangka pengolahan sampah bisa dilakukan mulai dari lingkup terkecil seperti tingkat rumah tangga. Bisa dimulai dengan melakukan pemilahan sampah organik atau anorganik di rumah. Untuk mendapatkan nilai ekonomi lebih dari sampah-sampah anorganik, di Kota Malang sendiri terdapat Bank Sampah (BSM) sebagai mitra Dinas Lingkungan Hidup.
“Bank Sampah siap memfasilitasi untuk menabung sampah yang telah dipilah dan dikumpulkan, baik perorangan atau berkelompok. Sistem yang digunakan sama halnya dengan bank konvensional, sehingga diharapkan bisa memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat dari menabung sampah,” tutupnya. (eka/ram)