Malang, (malangkota.go.id) – Yayasan Gerontologi Abiyoso (YGA) adalah yayasan yang bekerja sama dengan karang werda untuk menangani kelompok lanjut usia (lansia) yang ada di tiap kelurahan dan kecamatan. Tujuannya untuk melakukan aktivitas sosial, olahraga, kesehatan, dan masalah ekonomi kelompok lansia.
“Yayasan ini dibentuk oleh para senior di Jawa Timur saja. Pusatnya di Surabaya dan mempunyai cabang di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur,” ujar Prof. Dr. dr. H. Djanggan Sargowo, Sp.PD, Sp.JP(K), FIHA, FACC, Rabu (26/5/2021).
Sedangkan untuk pengurusnya mengikuti yang ada di pusat, yakni Jawa Timur. Lansia menurut dokter adalah usia mulai 60 tahun, namun menurut WHO (2018) usia lansia naik, yaitu usia 65 tahun, lansia muda usia 70 tahun, lansia senior usia 80-90 tahun.
“Apa yang terjadi pada lansia adalah aspek lingkungan, ekonomi, sosial, kesehatan, dan teknologi. Misalnya ekonomi, penghasilannya sudah terpotong karena pensiun sehingga harus mengetatkan ikat pinggang. Lalu masalah teknologi yang begitu maju seperti medsos dan teknologi transportasi. Masalah teknologi komunikasi di sini banyak lansia yang mengalami kegagapan,” ujar Prof. Djanggan Sargowo.
Masalah sosial biasanya terjadi miskomunikasi, misalnya dibilang besok didengar lusa, dibilang ya kedengarannya tidak. Akhirnya terjadi konflik hubungan karena ada 10B tanda-tanda lansia (buta, blawur, budeg, bogang giginya, beser, buyutan tangannya dan lain-lain).
“Sehingga sering terjadi konflik hubungan pada lansia, baik konflik internal (dengan cucunya) atau eksternal (dengan lingkungan seperti RT/RW). Masalah terakhir adalah kesehatan, penyakit lansia paling banyak yaitu cardio vasculer, struk, sendi tulang, infeksi pernapasan, dan diabetes,” sambungnya.
Untuk itu diupayakan usaha preventif dan promotif bahwa lansia adalah suatu karunia umur panjang dan berkah, berkualitas, mandiri, dan bahagia. Sehingga bisa membentuk suatu upaya promotif dan preventif dengan slogan SEHAT. Di mana S adalah gizi seimbang, makanlah secara cukup dan berhentilah sebelum kenyang, gizi dihitung sesuai dengan kebutuhan aktivitas sehingga tidak terjadi pengurusan tubuh atau obesitas.
“E yaitu enyahkan rokok, jangan menyetuh rokok (nikotin), alkohol maupun kafein (kopi). Sedangkan H adalah hindari stres, tidak ada hidup tanpa stres tetapi kita harus mengelola secara baik dan seimbang,” kata Prof. Djanggan Sargowo.
Sementara A adalah aktivitas teratur, seperti olahraga sesuai dengan konteksnya lansia karena tubuh sudah mulai menua seperti jalan kaki, jalan cepat, kalau bisa masih renang dengan teratur. Misalnya setiap hari setengah jam saja. T adalah tekanan darah selalu dimonitor, tekanan darah diukur secara teratur dan mandiri karena sekarang sudah banyak alat tekanan darah yang bisa mandiri atau mengukur di puskesmas atau posyandu.
“Misalnya saat sudah terkena hipertensi, lansia mulai melakukan membuat berat tubuh yang ideal, minum asupan air dan gizi baik dan lain-lain. Sehingga prinsip SEHAT selalu saya sampaikan kepada semua lansia, karena mudah. Itulah yang saya buat dari YGA Malang,” paparnya.
Banyak lansia yang pandai menyanyi, menari, melukis, dan karawitan. Oleh karena itu, YGA perlu bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memberdayakan para lansia tersebut. YGA bekerja sama dengan karang werda membuat usulan peraturan daerah (perda) lansia yang kemarin sudah disetujui dan disahkan oleh Wali Kota Malang dan DPRD Kota Malang.
“Saya mempunyai mimpi ke depan mempunyai kota ramah lansia (taman ramah lansia, transportasi ramah lansia, teknologi ramah lansia). Terakhir ada rumah untuk lansia yang sudah ditinggal oleh suami/istrinya, anak-anak, dan cucu-cucunya,” harap Prof. Djanggan Sargowo. (kominfo/ram)
