Lowokwaru, MC – Sebanyak 44 kepala sekolah dari berbagai daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) mengikuti program On The Job Learning (OJL) yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Program OJL ini diselenggarakan di beberapa kota di Indonesia yang salah satunya di Kota Malang.
Rombongan peserta OJL yang diterima di aula Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang ini berasal dari Papua, NTT, Sulawesi, NTB dan Sumatera Barat yang bertukar tempat tugas selama sepuluh hari dengan kepala sekolah yang ada di Kota Malang, Senin (14/12).
Peserta OJL asal Tolitoli, Provinsi Sulawesi Tengah, I Wayan Mertayasa menyampaikan perbedaan antara daerah 3T dengan Kota Malang. Menurutnya, di Kota Malang segala fasilitas untuk anak didik ada. Begitu pula kondisi medan serta akses yang juga sangat mudah dijangkau, ini jelas membuat para guru lebih mudah dalam mendidik siswa.
“Segalanya ada di Kota Malang, guru tinggal mendampingi saja anak didik agar bisa mendapatkan pendidikan terbaik,” kata Wayan, Senin (14/12).
Di Kota Malang, Wayan mengaku juga bisa tidur nyenyak selama menjalani OJL. Sebaliknya, ia tidak yakin kepala sekolah asal Kota Malang yang bertugas di Tolitoli juga demikian. Di daerah pedalaman Tolitoli, Wayan menuturkan bahwa untuk mendapat air mandi saja agak susah. Bisa jadi kalau musim penghujan seperti saat ini, air yang digunakan untuk mandi adalah air hujan.
Senada dengan Wayan, Kepala Sekolah SDN Senggi Kabupaten Keerom Provinsi Papua, Yohan Elseus mengaku kondisi sekolah di daerahnya jauh berbeda dengan sekolah yang ada di Kota Malang. Menurutnya, di SDN Sumbersari 3 Malang tempatnya melaksanakan OJL, fasilitas sekolah cukup memadai dan juga mudah dijangkau.
“Di Papua, letak sekolah sangat jauh. Belajar setiap hari dengan jumlah murid yang komplit saja sudah merupakan keadaan yang bagus,” tegas Yohan.
Sementara itu Kepala Disdik Kota Malang, Dra. Zubaidah, MM mengaku senang OJL diselenggarakan di Kota Malang. Adanya kegiatan ini diharapkan bisa semakin meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, baik bagi kepala sekolah dari Kota Malang dan demikian pulasebaliknya.
“Kegiatan seperti sangat bagus untuk membuat para kepala sekolah semakin memiliki ide kreatif memajukan sekolah,” tegas Zubaidah.
Adanya OJL ini juga dimaksudkan untuk semakin memeratakan pendidikan yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Karena itu selama sepuluh hari menjalani OJL, para kepala sekolah harus bisa memanfaatkannya dengan baik agar bisa mendapatkan tambahan ilmu dan pengalaman untuk bisa memajukan mutu pendidikan di Indonesia. (cah/yon)