Berita

HMI Gelar Aksi Solidaritas Korban Bima

Untuk kesekian kalinya aktivis mahasiswa menggelar aksi kepedulian terhadap berbagai kejadian di negeri ini. Hari ini, Rabu (28/12), puluhan aktivis dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dari dua perguruan tinggi di kota Malang melakukan aksi solidaritas korban kasus Bima. Dalam aksinya, para mahasiswa melakukan salah ghaib di depan kantor DPRD Kota Malang.

Peserta aksi saat menggelar solat ghaib
Peserta aksi saat menggelar solat ghaib

Seperti biasa, pihak kepolisian selalu siaga mengamankan demo, karena khawatir terjadi kericuhan dan bentrok dengan polisi. Aksi itu dimulai sejak pukul 11.00 WIB. Puluhan aktivis itu berasal dari HMI Koordinator Komisariat (Koorkom) UMM dan Unisma.

Selama aksi peserta demo secara bergantian melakukan orasi dan mengecam kepada tindakan pemerintah yang dinilai tak tegas dan pro terhadap pihak asing. Begitu juga sikap kepolisian yang arogan dalam menjalankan tugasnya sehingga mengakibatkan korban mahasiswa dan warga yang ditembak.

Setelah berorasi, puluhan aktivis itu berusaha ingin masuk ke kantor dewan. Namun, di depan pintu sudah dijaga puluhan personel dari kepolisian. Karena peserta aksi tidak bisa masuk, maka aksi saling dorong dengan petugas dari kepolisian tak dapat dihindari lagi.

Tak puas adu dorong, para peserta aksi meminta pihak kepolisian dari Polresta Malang secara formal di depan mahasiswa saat itu untuk menyampaikan ikut berbelasungkawa atas meninggalnya mahasiswa dan warga di Bima akibat ditembak oleh polisi.

Namun pihak kepolisian tak langsung menerima tawaran itu. Akibatnya terjadi cekcok mulut diantara kedua belah pihak. Karena terus didesak, akhirnya perwakilan dari kepolisian menyampaikan pernyataannya untuk ikut bela sungkawa.

Pernyataan itu disampaikan oleh Kabag Operasi Polresta Malang, Kompol Budiharto. “Kami atas nama Polresta Malang, mengucapkan bela sungkawa atas
meninggalkan mahasiswa dan warga di Bima,” katanya singkat.

Selain itu, dalam aksi itu, para aktivis itu juga melakukan salat ghaib untuk para korban kerusuhan Bima. Meski hujan gerimis, para aktivis itu tetap semangat untuk aksi menyampaikan aspirasinya.

Wakil koordinator lapangan (korlap) Ahmad Sifaurahman mengatakan, aksi tersebut menutut agar Kapolri, Kapolda NTB, Kapaolres Bima segera dicopot dari jabatannya. “Selain itu, kami juga mendesak agar pemerintah mengevaluasi perusahaan asing yang ada Bima. Kita jangan kalah dengan kepentingan asing yang mengorbankan rakyat Indonesia,” katanya.

Lebih lanjut Sifaurrahman menegaskan, agar presiden SBY segera mundur. “SBY sudah gagal pimpin negera ini. Banyak kasus yang menimpa Indonesia selama dia berkuasa,” imbuhnya.

Sementara, ditanya apa gerakan konkretnya mahasiswa menyikapi amburadulnya Indonesia saat ini? Sifa mengatakan, revolusi masih belum bisa dilakukan. HMI sendiri tak berani melakukan gerakan layaknya gerakan 1998. Karena di internal mahasiswa sendiri masih banyak masalah.

“Misalnya, masalah yang ada di mahasiswa itu tidak kritis, hedonis dan problem mahasiswa lainnya yang menimpa saat ini. Kita serba repot melihat kondisi mahasiswa saat ini. Berbeda dengan aktivis zaman dulu,” akunya.

Sedangkan perwakilan dari anggota DPRD Kota Malang, politisi PAN, Pujianto menyempatkan diri menemui peserta aksi. Anggota Komisi B itu merespon positif kepedulian mahasiswa terhadap berbagai kejadian di nusantara ini dan atas nama DPRD Kota Malang. dia menyampaikan rasa turut berbela sungkawa terhadap korban yang ada di Bima. (say/dmb)

You may also like

Skip to content