Hari Ibu diperingati untuk mengenang dan menghargai peran dan perjuangan kaum perempuan Indonesia yang telah menempuh jalan panjang dalam mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia sehingga memiliki peranan dan kedudukan yang sama dengan kaum laki-laki yang mempunyai kesempatan, akses, serta peluang yang sama dalam berbagai bidang kehidupan.
Hal ini sesuai dengan target untuk mencapai tujuan MDGs (Millenium Development Goals, red) yang tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP). Peringatan Hari Ibu ke-86 tahun 2014 mengangkat tema ‘Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki Dalam Mewujudkan Pembangunan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan Menuju Indonesia Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian’.
Wali Kota Malang, H. Moch. Anton dalam upacara Peringatan Hari Ibu di halaman Balai Kota Malang berharap dengan mengangkat tema itu bisa meningkatkan peran dan partisipasi kaum perempuan untuk ikut menentukan dalam pengambilan keputusan di setiap aspek pembangunan. “Terbukti dengan meningkatnya jumlah perwakilan perempuan yang duduk dalam kabinet kerja,” papar politisi PKB itu, Senin (22/12).
“Dengan lebih banyaknya perempuan sebagai pengambil keputusan dalam kebijakan, diharapkan perwujudan hak-hak perempuan di Indonesia semakin dapat terpenuhi. Hal ini membuktikan bahwa perempuan apabila diberi peluang dan kesempatan, mereka akan mampu meningkatkan kualitas hidupnya secara mandiri,” imbuh pria yang akrab disapa Abah Anton itu.
Melalui Peringatan Hari Ibu ke-86 ini, terang dia, diharapkan tidak saja dapat mendorong terciptanya kesetaraan perempuan dan laki-laki pada setiap aspek kehidupan, baik di dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Namun lebih dari itu juga dijadikan sebagai upaya untuk mewariskan semangat perjuangan kepada seluruh kaum perempuan Indonesia untuk bersama-sama melanjutkan dan mengisi pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Kemarin juga diperingati Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional tahun 2014 dengan tema ‘Bersatu Untuk Sesama’. Esensi dari peringatan HKSN 2014 yang diperingati setiap tanggal 20 Desember ini adalah untuk menggugah perasaan, empati, maupun kesadaran bersama terhadap kesulitan orang lain melalui aksi nyata untuk kebaikan semua. Kesetiakawanan sosial sebenarnya lebih dari sekedar kepedulian dan pernyataan simpati, namun harus diikuti langkah-langkah nyata untuk mengulurkan tangan dan membantu saudara-saudara kita yang kurang beruntung guna meringankan beban mereka.
“Terlebih saat ini berbagai permasalahan kesejahteraan sosial masih cukup tinggi jumlahnya. Sementara pemerintah memiliki kemampuan terbatas, sehingga diperlukan peran serta masyarakat. Kesetiakawanan sosial masa kini adalah instrumen menuju kesejahteraan masyarakat melalui gerakan peduli dan berbagi yaitu oleh, dari, dan untuk masyarakat baik sendiri-sendiri maupun secara bersamaan berdasarkan nilai kemanusiaan, kebersamaan, kegotongroyongan, dan kekeluargaan yang dilakukan secara terencana, terarah dan berkelanjutan,” urai Abah Anton.
Oleh karena itu, lanjutnya, melalui peringatan HKSN ini diharapkan dapat menggugah banyak pihak untuk turut peduli bagi upaya peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat. Salah satu aksi nyata yang patut kita banggakan adalah kecenderungan meningkatnya partisipasi seluruh komponen masyarakat.
“Potensi partisipasi yang cukup besar tersebut akan semakin bermakna manakala momen kesetiakawanan nasional ini dapat dimobilisasi dan didayagunakan bagi pemberdayaan kelompok masyarakat yang belum beruntung termasuk didalamnya para disabilitas,” ungkap Abah Anton.
“Saat ini sudah mulai banyak kalangan dunia usaha dan instansi pemerintah yang memiliki kepedulian dalam mendukung kebijakan mengenai kuota satu persen kesempatan kerja bagi disabilitas. Sejalan hal itu, melalui peringatan Hari Disabilitas Internasional 2014 yang bertema ‘Pembangunan Berkelanjutan Melalui Aksesibilitas Rekayasa Teknologi Inovatif’ ini mengandung makna pengakuan akan eksistensi penyandang disabilitas sekaligus peneguhan komitmen seluruh bangsa untuk membangun kepedulian serta mewujudkan kemandirian, kesetaraan, inklusivitas, dan kesejahteraan penyandang disabilitas,” sambungnya.
Lebih jauh Abah Anton mengatakan, peringatan Hari Disabilitas Internasional tahun 2014 ini diarahkan untuk meningkatkan kesadaran berbagai pihak terhadap pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas sebagai warga negara sehingga memiliki kesetaraan dalam kesejahteraan diantara masyarakat pada umumnya. “Selain itu juga meningkatkan serta mendukung pembangunan berkelanjutan melalui aksesibilitas terhadap rekayasa teknologi inovatif untuk penyandang disabilitas serta mensosialisasikan rencana aksi nasional penyandang disabilitas 2014-2019,” pungkasnya. (say/yon)