Sehubungan dengan akan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di akhir tahun 2015, sejauh ini Indonesia persiapannya masih terbilang minim. Sebagai pemuda, dalam hal ini adalah mahasiswa hendaknya mempunyai kontribusi besar dan bisa berkompetisi dengan dengan negara lain.
MEA ini sebenarnya kesempatan bagi kaum muda, dan tinggal bagaimana kita mempersiapkan segala sesuatunya. MEA bukan hantu yang harus ditakuti tapi harus dihadapi. Kaum muda adalah agen perubahan besar bagi bangsa ini. Pemuda dituntuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam menyambut MEA.
Itulah yang dikatakan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Brawijaya (UB) Malang, Reza Adi Pratama dalam acara Open House Eksekutif Mahasiswa UB dan Workshop Aktivis, Leader for Change Responsive, Creative, Inisiative bersama Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo, SH, M.Hum di Gedung Widyaloka, Jum’at (26/3).
Sementara itu, Rektor UB Malang, Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS mengatakan jika perguruan tinggi adalah salah satu pabrik SDM (Sumber Daya Manusia_red) dan harus selalu menjaga kualitasnya agar bisa diterima oleh pasar. “Proses input menjelang MEA sudah bagus. Input yang bagus itu 1 : 5, namun di UB sangat bagus, yaitu 1 : 10. Hasil kunjungan saya ke beberapa negara di luar negeri, input kita tidak kalah, tinggal outputnya, apakah bisa memberi kontribusi yang maksimal atau tidak,” jelasnya.
Setelah menempuh pendidikan tinggi, lanjut M. Bisri, mahasiswa mempunyai tiga input, yaitu menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), bekerja kepada orang lain, atau menjadi wirausahawan. “Untuk menjadi PNS sudah tidak mungkin karena Pemerintah RI melakukan moratorium. Dan yang mempunyai peluang besar adalah usaha mandiri. Dalam konteks ini, UB akan terus melahirkan wirausahawan-wirausahawan tangguh dan profesional,” terang M. Bisri.
Di pihak lain, Gubernur Soekarwo mengatakan jika MEA bukan ancaman, tapi peluang dan tantangan. Dalam menghadapi MEA kita harus meningkatkan kualitas produk yang mempunyai standarisasi, serta peningkatan SDM. Salah satu program Pemerintah Provinsi Jatim untuk mewujudkan hal tersbut yaitu mendirikan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Mini yang notanene BLK (Balai Latihan Kerja_red). Untuk program tersebut, kita fokus di daerah tapal kuda,” tuturnya.
Pria yang kerap disapa Pakde Karwo itu menambahkan, peran mahasiswa dalam MEA sangat besar, dan daya saing mereka bisa dilihat dari beberapa sisi, yaitu apakah para mahasiswa ini lebih baik, murah, cepat dalam berbagai aspek. “Kita semua harus segera bangkit agar mampu bersaing dengan negara ASEAN lain atau negara di luar ASEAN ,” himbaunya.