Masyarakat Kota Malang yang ingin berbelanja atau hanya sekedar ingin melihat-lihat berbagai produk unggulan anggota Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Komisariat Wilayah (Komwil) IV tidak perlu jauh-jauh pergi keluar kota.
Di area luar Stadion Gajayana masyarakat mulai kemarin, Minggu (26/4) bisa melihat langsung produk Usaha Kecil Menengah (UKM) berkualitas dari berbagai daerah anggota Apeksi Komwil IV dengan harga yang terjangkau.
Tidak heran, begitu acara dibuka oleh Wali Kota Malang, H. Moch. Anton, pameran produk unggulan Apeksi Komwil IV langsung ramai diserbu pengunjung. Berbagai macam produk mulai dari keripik tempe, busana, aneka kerajinan, batu akik, hingga berbagai produk kuliner ada dalam pameran.
13 kota peserta Apeksi yang turut dalam pameran ini antara lain dari Kota Malang, Kediri, Blitar, Madiun, Surabaya, Batu, Probolinggo, Pasuruan, Magetan, Mojokerto, Bima, Kupang, dan Denpasar.
Wali Kota Malang, H. Moch. Anton mengaku senang Kota Malang mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah pelaksanaan forum Apeksi Komwil IV. Kepercayaan ini diharapkan bisa semakin mengembangkan ekonomi rakyat di Jawa Timur dan Indonesia.
“ Banyaknya pelaku usaha yang juga datang ke Malang diharapkan bisa semakin membuat roda perekonomian dan wisata di Kota Malang semakin baik sehingga bisa menyejahterakan masyarakat,” tegas pria yang akrab disapa Abah Anton itu, Minggu (26/4).
Dengan adanya kegiatan ini, lanjut Abah Anton, harapannya juga bisa semakin mengenalkan Kota Malang kepada daerah-daerah lain di Jatim dan Indonesia. Serta bisa dibangun kebersamaan antar anggota Apeksi untuk bersama-sama memajukan daerah masing-masing.
Asisten Pemerintahan Sekda Provinsi Jatim, Dr. Idrus, M.Si menyampaikan apresiasinya dengan pelaksanaan forum Apeksi di Kota Malang yang sangat kondusif. Dari kegiatan ini ia juga berharap bisa semakin memajukan seluruh daerah anggota Apeksi.
“Sebentar lagi Indonesia akan masuk ke Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Adanya kegiatan ini kami harapkan bisa semakin meningkatkan produk-produk Indonesia agar mampu bersaing di tingkat ASEAN,” tegas Idrus.
Idrus menambahkan, sebenarnya kualitas produk UKM di Jatim dan berbagai daerah di Indonesia sudah bagus-bagus. Hanya perlu sedikit sentuhan saja agar produk-produk itu bisa semakin dikenal masyarakat luas dan mampu bersaing di pasar global.
“Kalaupun ada kelemahan produk UKM adalah dalam hal pengemasan, karena itu kami sudah beberapa kali mengirim UKM asal Jatim ke Jepang untuk belajar pengemasan,” jelas Idrus.
Dengan belajar langsung ke negara yang sudah maju dalam hal teknologi, Idrus berharap saat kembali ke Indonesia para pelaku UKM bisa berbagi ilmu dengan para pelaku UKM lainnya di tanah air. Harapannya begitu MEA berlangsung, masyarakat di Jatim dan Indonesia sudah siap untuk bersaing. (cah/yon)