Di zaman modern ini, pemerintah Indonesia mewaspadai adanya ancaman terorisme yang menggunakan bahan Kimia, Biologi, Radioaktif dan Nuklir (KBRN). Terkait hal itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan simulasi penanggulangan aksi terorisme yang menggunakan bahan-bahan berbahaya.
Simulasi dilaksanakan di area parkir Bandar Udara Abdulrachman Saleh, Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (26/8). Beberapa pihak yang terlibat antara lain dari jajaran TNI, Polri, Damkar (Pemadam Kebakaran_red), BNPT, dan tenaga medis dari beberapa rumah sakit di Malang.
Ada 200 personel yang berpartisipasi dalam aksi simulasi yang merupakan penutupan kegiatan simulasi latihan penanggulangan terorisme yang menggunakan bahan KBRN angkatan III tahun 2015 yang sudah dilakukan di Malang beberapa waktu lalu.
Dalam simulasi ini diceritakan, kemarin Rabu (26/8) sedang berlangsung sidang terdakwa tindak terorisme, dan mereka (teroris) mengancam akan meledakkan Bandara Abdulrachman Saleh jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Dan ternyata ancaman teroris ini benar-benar dilakukan.
Ketika ada kabar ancaman teror bom, TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pihak terkait lainnya langsung bersiaga mengamankan bandara. Teroris sempat meledakkan mobil yang sudah dipasangi bom yang mengandung bahan kimia. Banyak korban berjatuhan akibat bom tersebut. Namun dengan cepat, akhirnya teroris berhasil dilumpuhkan.
Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Irjen. Pol. Arief Dharmawan mengatakan jika acara simulasi ini bertujuan untuk ajang latihan kesiapsiagaan aparat TNI, Polri, BNPT dan Pemerintah Daerah ketika ada ancaman bom. “Selain itu diharapkan antar kesatuan terjalin kerjasama dan koordinasi yang baik,” jelasnya.
“Bom dengan bahan kimia ini sangat berbahaya. Siapapun yang terkena asapnya saja bisa mengakibatkan cacat permanen, dan bahkan bisa meninggal. Maka dari itu, aparat terkait harus terlatih dalam menangani ancaman bom ini. Yang tak kalah penting, kedekatan personal antar kesatuan semakin baik dengan adanya acara simulasi ini,” pungkas Arief. (say/yon)