Berita

Rumah Seni Yagasu Andalkan Batik Organik

Berusaha memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah, Rumah Seni Yagasu yang berada di Kelurahan Buring Kota Malang kian dalam menggali kekayaan nusantara yang salah satunya adalah melalui batik organik yang sangat luar biasa, Minggu (4/10).

Wali Kota Malang H. Moch. Anton melihat batik organik karya Rumah Seni Yagasu, Minggu (4/10)
Wali Kota Malang H. Moch. Anton melihat batik organik karya Rumah Seni Yagasu, Minggu (4/10)

Rumah Seni Yagasu adalah wadah kelompok seniman dan pelaku wirausaha kreatif yang peduli terhadap social enterpreneur di Indonesia. Semakin banyak pelaku usaha seni kreatif di kampung-kampung dan desa-desa, maka diharapkan mampu menekan angka pengangguran di Indonesia.

Pengelola Batik Organik Yagasu, Drs. Sholehudin mengungkapkan Rumah Seni Yagasu sengaja mengusung batik organik karena saat ini pengusahanya masih sedikit. Di Kota Malang sendiri kekayaan berbagai pewarna batik alami sangat melimpah, karena itu harus dimanfaatkan dengan baik agar bisa lebih banyak membawa manfaat.

“Batik organik sangat ramah alam dan tidak merusak lingkungan, karena itu batik organik kini kami jadikan andalan di Rumah Seni Yagasu,” jelas Sholehudin, Minggu (4/10).

Berbagai macam bahan pewarna alami yang digunakan untuk batik organik diantaranya kulit kayu mahoni, akar mengkudu, secang, tenggeran, kayu wangi, dan lain-lain. Selain memproduksi batik, Rumah Seni Yagasu juga menyediakan program pelatihan keterampilan bagi masyarakat.

“Biaya untuk belajar membatik di tempat kami sangat terjangkau, untuk pelatihan batik tingkat dasar anak-anak SD Rp. 25.000, sementara itu untuk orang dewasa Rp 50.000,” jelas Sholehudin.

Biaya pelatihan membatik itu sudah termasuk berbagai fasilitas mulai dari kain, malam, pewarna alami, peralatan pelatihan minuman, dan snack. Sementara itu untuk pelatihan tingkat lanjut bagi peserta yang ingin mendalami dunia batik, pengelola Rumah Seni Yagasu juga menyediakan pelatihan dengan biaya RP 200.000 dengan durasi pelatihan selama dua sampai lima hari.

Dengan begitu rumitnya proses pembuatan batik organik, Sholehudin mengatakan harga jual batik organik juga terbilang cukup tinggi, mulai dari Rp 400.000 sampai dengan Rp 600.000. Untuk workshop, Rumah Seni Yagasu melebarkan sayap dengan membuka di Banda Aceh dan Medan selain workshop dan galeri yang ada di Kota Malang. (cah/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content