Berita

BKKBN Gencarkan Program Keluarga Berencana

Blimbing, MC Masih banyaknya masyarakat yang cenderung memilih untuk tidak mengikuti program Keluarga Berencana (KB) setelah era reformasi bergulir menjadi problematika tersendiri. Untuk kembali menggelorakan gerakan KB inilah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar Seminar Nasional Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Dalam Rangka memperingati Hari Kontrasepsi se-Dunia Tahun 2016 di Hotel Atria Malang, Senin (26/9).

 Seminar Nasional Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Dalam Rangka memperingati Hari Kontrasepsi se-Dunia Tahun 2016 di Hotel Atria Malang, Senin (26/9)
Seminar Nasional Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Dalam Rangka memperingati Hari Kontrasepsi se-Dunia Tahun 2016 di Hotel Atria Malang, Senin (26/9)

Seminar nasional yang mengusung tema ‘Kontrasepsi Pilihan Cerdas untuk Mewujudkan Keluarga Kecil Berkualitas’ ini Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty menjadi pembicara. Ia mengungkapkan bahwa program KB saat ini mulai ditinggalkan oleh pasangan suami istri di Indonesia. Dari beberapa data yang ada saat ini, rata-rata pasangan muda memiliki anak lebih dari dua hingga empat anak.

“Banyak pasagan muda yang saat ini memiliki empat anak. Ini menunjukkan program KB dengan dua anak cukup masih belum berjalan sesuai dengan semestinya,” jelas Surya, Senin (26/9).

Melihat kenyataan ini harus ada edukasi yang terus menerus dilakukan untuk kembali menggelorakan program KB. Saat ini BKKBN juga mengembangkan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).

Disampaikannya, sesuai program KKBPK, untuk wanita subur jangan melahirkan sebelum usia 21 tahun. Usahakan jarak kelahiran minimal tiga tahun. Sedangkan wanita usia 35 tahun ke atas disarankan untuk berhenti melahirkan.

Surya juga menyebutkan angka laju pertumbuhan penduduk di Indonesia saat ini sangat cepat. Dimana angka kelahiran total sebesar 2,6 persen, dan angka ini tergolong tinggi dilihat dari rata-rata wanita berusia subur. Dari kenyataan ini ia menyarankan penggunaan kontrasepsi untuk bisa turut menyukseskan program KB. Kontrasepsi ini bisa menggunakan pil, kondom, implant, IUD, vasektomi, tubektomi, dan sebagainya. (cah/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content