Berita

Malang Menari ‘Dance on The Street’ Pecahkan Rekor Dunia

Klojen (malangkota.go.id) – 6.905 peserta berpartisipasi di event Malang Menari ‘Dancing on The Street’ yang digelar di seputaran Alun-alun Tugu Kota Malang, Minggu (30/4). Gelaran ini adalah untuk memeriahkan Hari Tari Dunia serta memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dan juga memeriahkan HUT ke-103 Kota Malang. Event ini diikuti warga masyarakat dari berbagai kalangan, mulai sanggar senam, PKK, para istri TNI, Polri, dan penyuka dance.

Deputi Manager MURI Ariyani Siregar menyerahkan plakat rekor MURI kepada RM Achyadi

Tak hanya memecahkan rekor MURI, gelaran ini ternyata juga memecahkan rekor dunia, dan tercatat di rekor bernomor 7.915. Kedua rekor ini diberikan kepada Kota Malang karena sebelumnya belum pernah ada yang menggelar event serupa. Jika pun ada, hanya diikuti oleh 1.000-2.000 peserta sehingga tidak masuk dalam rekor MURI.

Hal itulah yang disampaikan oleh Deputi Manager MURI, Ariyani Siregar, setelah menyerahkan piagam rekor MURI dan rekor dunia kepada perwakilan panitia penyelenggara. “Kota Malang memang luar biasa dan ini sangat menakjubkan. Sebelumnya, Kota Malang ini juga banyak memperoleh rekor MURI, seperti perempuan berhijab terbanyak,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Acara RM Achyadi mengatakan jika pihaknya merasa bangga karena dapat memecahkan dua rekor. Dengan kegiatan seperti ini, selain untuk menyehatkan masyarakat, juga sekaligus untuk mempopulerkan olahraga dance. “Selama ini olahraga ini (dance) kurang dikenal dan diminati masyarakat, karena terkesan eksklusif,” imbuhnya.

Sekretaris Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Kota Malang itu menambahkan, sebenarnya dance adalah olahraga bagi masyarakat dari kalangan apapun dan tidak harus mahal atau mengeluarkan uang banyak untuk mengikutinya. “Kita buktikan hari ini, dance bisa dilaksanakan di jalanan secara bersama-sama,” ucapnya, Minggu (30/4).

Meski demikian, tambahnya, bukan berarti dance adalah olahraga murahan. “Boleh disebut murah, akan tetapi bukan murahan. Di Kota Malang sebenarnya pernah mengukir prestasi menggembirakan beberapa waktu silam di olahraga dance ini hingga ke level nasional. Tapi kini banyak orang cenderung melupakan itu semua dan seakan enggan meneruskannya,” ungkapnya.

“Ke depan, kita akan terus menggencarkan dan mengadakan olahraga dance ini sehingga masyarakat lebih kenal, lebih dekat, dan lebih mencintainya. Khusus bagi kalangan kaum muda, kami berharap nantinya juga akan terlahir bibit-bibit atlet dance sehingga dapat mengukir kembali prestasi yang pernah diraih Kota Malang beberapa waktu silam,” pungkas Achyadi. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content