Berita

Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih di Balai Kota Malang

Klojen (malangkota.go.id) – Pemerintah Kota Malang menggelar peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih di halaman depan Balai Kota Malang, Kamis (17/8).

Upacara Peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan RI di Balai Kota Malang berlangsung khidmat

Mayor Inf. Sunardi dari Rindam V/Brawijaya bertindak menjadi Komandan Upacara, dan Wali Kota Malang H. Moch. Anton bertindak menjadi Inspektur Upacara.

Hadir dalam upacara kali ini Wakil Walikota Malang, Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) Kota Malang beserta istri, DPRD Kota Malang, tokoh agama, mantan Wali Kota Malang, Wakil Wali Kota Malang, Sekda Kota Malang, dan Kepala OPD Kota Malang.

Gotong royong sudah menjadi akar dari kebudayaan Indonesia yang merupakan perwujudan harmoni kebersamaan yang telah menjadi perekat sosial tanpa memandang ras, suku dan agama untuk mencapai tujuan yang luhur.

Kebersamaan menjadi tema yang diangkat sebagai semangat pada perayaan 72 tahun Indonesia merdeka Tahun 2017 ini. Melalui semboyan kebersamaan ini pula masyarakat diingatkan untuk kembali bersama-sama bersatu dalam perbedaan dan melanjutkan perjuangan untuk menjadi bangsa yang terhormat.

Pada kesempatan ini juga diberikan 13 penghargaan kepada masyarakat, pimpinan perusahaan atas komitmen pada pembangunan Kota Malang melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility) dan keperdulian lingkungan, serta Forkopimda Kota Malang atas komitmen bersama menjaga keamanan dan kenyamanan menuju Kota Malang yang Bermartabat.

Selanjutnya peserta Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih disuguhi penampilan sosiodrama dari SMAK Kolese Santo Yusup yang bekerjasama dengan Kodim 0833 Malang Kota yang mengambil tema “Perjuangan Arek Malang” yang diawali dengan suara ledakan menggelegar.

Drama 15 babak ini bercerita mulai dari peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai dengan perjuangan pahlawan asal Malang Mayor Hamid Rusdi pasca-Kota Malang dikuasai Belanda tahun 1948. Melalui sosiodrama ini harapannya kita dapat mewarisi jiwa kepahlawanan para pejuang, ‘Sekali Merdeka Tetap Merdeka’. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content