Artikel

Inilah Sosok Dibalik Museum Musik Indonesia

Klojen (malangkota.go.id) – Museum Musik Indonesia (MMI) yang berada di Jl. Nusakambangan Kota Malang kini telah memiliki puluhan ribu koleksi.

Pengunjung ketika melihat koleksi di MMI

Berdirinya MMI berawal pada tahun 2009 silam, ketika Hengky Herwanto bersama rekan-rekan sehobi mendirikan Galeri Malang Bernyanyi (GMB) yang berada di Jl Puncak Borobudur Blok-407, Perumahan Griya Shanta Kota Malang.

Seiring berjalannya waktu, saat ini GMB dikenal menjadi MMI yang kini menjadi tujuan wisata dan belajar bagi kalangan pelajar dan mahasiswa dari berbagai penjuru daerah.

Bahkan, para profesor dari luar negeri banyak yang melakukan studi ke museum ini. Ke depan Hengky berencana akan terus menambah koleksinya sehingga akan semakin menambah daya tarik pengunjung.

Berawal dari sekedar hobi dan kecintaannya terhadap musik sejak tahun 2009, Hengky Herwanto mengumpulkan berbagai jenis kaset, piringan hitam dan VCD untuk di koleksi secara pribadi. Berjalannya waktu, banyak warga masyarakat, terutama para penikmat musik yang menyerahkan koleksinya.

Dengan semakin banyaknya koleksi, pria berpenampilan nyentrik ini saat ditemui di museumnya pada Jumat (02/03), merasa diamanahi dan bertanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan berbagai koleksi aliran musik itu.

Dari sinilah Hengky mempunyai keinginan untuk membuat tempat khusus guna mengumpulkan koleksinya, serta agar bisa juga di jadikan sarana pembelajaran generasi bangsa.

Dengan adanya museum ini, Hengky berharap agar aset budaya bangsa tersebut tidak akan rusak, punah dan bahkan dicuri bangsa lain, serta dapat diwariskan ke anak cucu. Saat ini, pria berusia 61 tahun ini memiliki 25 ribuan koleksi yang tediri dari pita kaset, piringan hitam, buku dan majalah jaman dahulu.

Berbagai alat musik tradisional pun tertata rapi di salah satu ruangan museum ini. Dan yang tak kalah menarik, barang-barang dari Guruh Soekarno Putra juga mempunyai tempat khusus, sehingga menambah daya tarik pengunjung atau wisatawan.

Selain menjadi tujuan wisata dan belajar, museum ini juga jadi rujukan penelitan mahasiswa dari dalam dan luar negeri, seperti dari Belanda, Spanyol, Australia, Singapura, Jepang, Inggris dan Korea.

Dengan adanya museum ini diharapkan bisa menjadi rujukan pembelajaran dan tujuan wisata edukasi sehingga ke depan turut mencerdaskan generasi bangsa di masa mendatang dan juga meningkatkan kunjungan wisata secara signifikan ke Kota Malang. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content