Malang (malangkota.go.id) – Peran TNI dalam pesta demokrasi adalah memberikan bantuan pengamanan bagi KPU dan Polri guna menjamin rangkaian tahapan pemilu berjalan aman, lancar dan damai. Selain itu, TNI harus mendorong rakyat untuk lebih dewasa dalam berdemokrasi dan jangan karena pilihan yang berbeda dapat menimbulkan permusuhan. Ia juga mengatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika tidak boleh goyah.
Hal itulah yang ditegaskan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, SIP kepada para prajurit TNI terkait pelaksanaan pesta demokrasi dalam Apel Kesiapsiagaan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI tahun 2019 yang digelar di Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Jumat (03/05/2019).
Dijelaskan Panglima TNI, jangan sampai pelaksanaan pesta demokrasi mengalami kemunduran karena adanya gesekan atau perpecahan. “TNI harus tetap menjaga komitmennya, bahwa TNI tetap netral. Namun dalam setiap menjalankan tugas pengamanan pemilu, hendaknya selalu meningkatkan kesiapsiagaan,” tegasnya.
Ditambahkan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, TNI harus mendeteksi dan mencegah sejak dini terhadap setiap tindakan inkonstitusional yang berpotensi menjadi ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa.
“Bersama seluruh masyarakat dan komponen bangsa, jalannya pesta demokrasi harus terjaga dengan baik agar terwujud stabilitas keamanan nasional, ketertiban dan ketentraman di masyarakat,” jelasnya.
Lebih jauh pria kelahiran Malang itu menyampaikan, ke depan PPRC TNI dituntut untuk senantiasa meningkatkan kemahiran dan kemampuan bertempur dalam menjalankan berbagai misi, baik dalam konteks operasi militer untuk perang maupun bukan untuk perang.
Panglima TNI juga berpesan agar prajurit jangan lupa jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara profesional. “Sistem pertahanan semesta memiliki kekuatan berupa kemanunggalan TNI dan rakyat. Oleh karena itu, TNI hendaknya selalu rendah hati dan dekat dengan rakyat, seraya tetap berserah diri kepada Sang Pencipta,” pungkas Marsekal TNI Hadi. (say/yon)