Berita

Pembangunan Jembatan Kedungkandang Terapkan Protokol Kesehatan

Kedungkandang (malangkota.go.id) – Setelah sempat tertunda sekian lama, akhirnya Jembatan Kedungkandang mulai dibangun. Sejak Selasa (23/06/2020) pengerjaan awal jembatan mulai mendatangkan satu alat berat dan melakukan pengerukan tanah. Meski di tengah pandemi Covid-19 dan saat ini memasuki era transisi normal baru, namun dalam pengerjaannya tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan.

Proses pengerjaan awal Jembatan Kedungkandang

Seperti halnya pekerja tidak melebihi 30 orang dan mereka menggunakan masker saat beraktivitas. Surat Perintah Kerja (SPK) pengerjaan jembatan ini sudah dikeluarkan pada pertengahan Mei 2020 lalu, namun masih sempat tertunda karena adanya wabah Covid-19. Salah satu pertimbangan lain dengan dimulainya pembangunan jembatan ini karena merupakan kebutuhan masyarakat.

Setidaknya beberapa hal itulah yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Ir. Hadi Santoso beberapa waktu lalu. Jembatan dengan nilai proyek sekitar Rp64,5 miliar ini untuk proses pengerjaan awalnya dikatakan pria yang akrab disapa Soni itu sudah meminta izin kepada Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji.

Jembatan Kedungkandang ini akan dibuat menggunakan konstruksi beton dengan panjang 330 meter dan lebar 14 meter. Jembatan ini juga dibuat dengan konstruksi jembatan kelas I, yaitu dengan kemampuan menampung berat atau tonase kendaraan hingga 50 ton.

“Untuk jembatan lama masih tetap bisa dimanfaatkan, atau tidak dibongkar dan jembatan yang baru nantinya akan berada di atas jembatan yang lama. Jembatan lama masih dapat difungsikan untuk pengendara yang hendak putar balik,” urainya.

Jembatan yang baru ini ditargetkan selesai pada Desember 2020. Akan tetapi, mengingat ada masa pandemi Covid-19 juga ada kemungkinan bisa lewat tahun 2020. “Untuk rekayasa lalu lintas kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhububungan, termasuk nantinya untuk pemasangan rambu-rambu lalu lintas,” sambungnya.

Untuk proses pembangunan awal, dikatakannya memang akses jalan di sekitar jembatan tidak ditutup total. Penutupan total kawasan jembatan jika nantinya sudah mulai ada proses pemasangan balok girder yang terbuat dari beton. “Proses pemasangan balok ini membutuhkan alat berat yang banyak dan besar. Jika dalam proses ini area jembatan masih dibuka maka akan sangat membahayakan bagi pekerja juga pengendara yang melintas,” ungkap Soni.

Jangka waktu penutupan kawasan jembatan juga tidak bisa pastikan karena tergantung pekerjaan juga. “Yang jelas saat pasang balok girder ini area harus steril. Hanya pekerja konstruksi saja yang ada di area tersebut. Ketika proses pemasangan balok girder selesai, maka jalur bisa dibuka akan tetapi hanya diberbolehkan roda dua saja yang bisa melintas,” pungkas Soni. (say/yon)

You may also like

Skip to content