Malang (malangkota.go.id) – Di Jawa Timur hingga saat ini setidaknya ada sekitar 6.000 anak yang ditinggal orang tuanya meninggal karena terpapar Covid-19. Sementara itu, di Kota Malang ada 101 anak yatim, piatu dan yatim piatu, yang mengalami nasib serupa. sehingga mereka membutuhkan uluran tangan dari berbagai pihak agar bisa hidup lebih layak dan kebutuhannya terpenuhi dengan baik.
Hal itu yang disampaikan dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Malang dalam acara talkshow interaktif bersama radio Malang City Guide, Selasa (24/8/2021). Dalam talkshow yang bertemakan ‘Menjamin Masa Depan Anak Korban Covid-19’ ini, menurutnya, pemerintah harus hadir untuk membantu dan menjamin masa depan anak-anak tersebut.
Pernyataan itu diamini Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika yang juga menjadi salah satu narasumber dalam diskusi tersebut. Disampaikannya jika kebersamaan dan kegotongroyongan di Kota Malang untuk membantu sesama sejauh ini masih tinggi. Sehingga diharapkan anak-anak yang ditinggal para orang tuanya karena Covid-19 mendapat perhatian berbagai pihak.
Ditambahkan Made, pihaknya akan memberi dukungan sepenuhnya dan dalam rapat paripurna terkait anggaran nantinya akan dialokasikan untuk kebutuhan tersebut. “Kami tidak ingin anak-anak itu terlantar, tidak bisa meneruskan jenjang pendidikan dan tidak bisa hidup layak. Untuk penyaluran bantuannya, kami buat semudah mungkin, dan cukup dengan KTP saja sudah bisa diterima, agar tidak merepotkan yang menerima,” urainya.
Di sisi lain, kata Made, pihaknya mempunyai program beasiswa kepada anak yang menempuh pendidikan tinggi dari keluarga tidak mampu dan mempunyai prestasi. Setiap tahun setidaknya ada 100 anak dan ke depan jumlah itu akan diupayakan terus bertambah. “Untuk jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA bisa diakomodir Dinas Pendidikan Kota Malang. Sehingga kami memilih jalur lain,” imbuhnya.
Kepala Bidang PPA Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang Ambar Priyandani mengatakan, pihaknya sudah bekerja sama dengan Fakultas Psikologi beberapa perguruan tinggi di Kota Malang untuk memberi pendampingan bagi anak-anak korban Covid-19. “Kami sudah melakukan pendaatan juga dan hasilnya kami laporkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun pemerintah pusat. Sehingga nantinya anak-anak tersebut akan mendapat perhatian khusus,” ungkapnya.
Dengan berbagai upaya itu, maka anak-anak tersebut tidak hanya akan mendapat pendampingan secara psikologis, namun juga akan menerima sejumlah bantuan sosial. Petugas terus melakukan pendataan ke lapangan, dan jumlah 101 anak tadi dimungkinkan nantinya bisa terus bertambah. “Dengan kebersamaan dan kepedulian berbagai pihak, kami optimis anak-anak ini tidak akan terlantar dan akan terpenuhi semua kebutuhannya,” pungkas Ambar. (say/ram)