Berita

Sambut Hari Santri, Wali Kota Sutiaji: Pentingnya Kebudayaan dalam Pembangunan

Malang (malangkota.go.id) – Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional 2021, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menjadi narasumber diskusi dengan tema ‘Santri Budayawan, Budayawan Santri’ di Kantor Jawa Pos Radar Malang, Senin (18/10/2021). Diskusi ini juga untuk mengenang tokoh ahli Kota Malang yang kiprahnya sudah nasional, yaitu almarhum Kiai Ng. H. Agus Sunyoto. Ia adalah cermin dari tema Hari Santri Nasional 2021.

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji saat menjadi narasumber diskusi dengan tema ‘Santri Budayawan, Budayawan Santri’ di Kantor Jawa Pos Radar Malang

Wali Kota Sutiaji menyampaikan perspektifnya sebagai wali kota yang melihat pentingnya kebudayaan dalam pembangunan. Pengalaman keagaman akan berbanding lurus dengan pengamalan keagamaan. Namun, pemahaman keagaman tidak berbanding lurus dengan pengamalan keagaman.

“Sehingga tugas masing-masing saat ini salah satunya membenahi diri sendiri. Karena banyak kebudayaan Indonesia yang mulai terkikis,” ujar Sutiaji.

KH Agus Sunyoto merupakan tokoh mempunyai komitmen keagamaan dan kenegaraan. Beberapa pesan KH Agus Sunyoto, yakni dahulukanlah kepentingan publik, patuhilan pemimpin.

“Saya kagum mulai awal kepada beliau, saya memanggilnya Mas Agus. Beliau ini luar biasa mulai dulu. Kalau nulis itu mesti runut dan argumentatif di mana siapa pun yang membaca mudah menerima sehingga mudah dipahami. Buku-bukunya luar biasa dan mudah diterima,” sambung Wali Kota Sutiaji.

Akar budaya saat ini, kata dia, sudah mulai luntur. Ia menyampaikan bahwa kelemahan manusia sekarang yang dibaca adalah kasat mata, sering cemburu, dan merasa lebih hebat. Hal tersebut berkaitan dengan budaya. Dalam perspektif budaya, nilai-nilai kebudayaan Indonesia yang mulai terkikis seperti hormat pada orang tua itu kuno. Padahal sesungguhnya diajarkan dalam agama dan direplika dalam tataran di Indonesia.

“Di Indonesia sudah mulai hilang menghormati orang lain, seperti saling menghujat yang sebetulnya hal tersebut tidak sesuai dengan akar budaya bangsa kita. Salah satu Trisakti Bung Karno adalah berkepribadian dalam kebudayaan. Itu sudah disampaikan juga oleh Mas Agus dalam tulisan-tulisannya. Konsep-konsep seperti siapapun pemimpin kamu, harus kamu hormati,” terang Setiaji.

Saat ini yang terpenting adalah bagaimana dengan tugas masing-masing, mempunyai kompetensi masing-masing, dunia masing-masing, dapat bersama-sama mengembalikan Indonesia yang sesungguhnya. Karena Indonesia punya kekuatan yang luar biasa. Dari banyaknya orang yang tidak menghargai jasa orang lain, berubah menjadi saling menghargai, itu yang sering dipesankan.

“Di hari santri ini, kita lihat dan teladani profesi Rasulullah di mana dakwah kita akan berhasil jika pendekatan yang digunakan sifatnya emosional. Jika pendekatan rasional yang didapat adalah pengalian angka. Kalau pendekatan yang sifatnya emosional, maka yang didapat adalah keteduhan hati dan perubahan sikap. Kondisi saat ini perlu dengan pendekatan budaya dan bagaimana kita mengembalikan budaya yang memiliki etika,” pungkasnya. (yul/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content