Malang, (malangkota/go.id) – Karakteristik Covid-19 yang bertambah cukup signifikan pada dua pekan terakhir di Kota Malang didominasi kasus asimptomatik atau tanpa gejala. Hasil temuan di lapangan, 90 persen tanpa gejala sehingga penanganannya diutamakan isolasi mandiri (isoman).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr. Husnul Muarif

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang dr. Husnul Muarif saat menghadiri peluncuran Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional di Ngalam Command Center (NCC) Balai Kota Malang, Kamis (3/2/2022).

“Pendekatan penanganan terhadap kasus Covid-19 tanpa gejala dioptimalkan, tentu dengan mengikuti ketentuan Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.01/MENKES/18/2022, yakni isoman selama 10 hari,” ujar dr. Husnul Muarif.

Dia meminta masyarakat yang harus menjalani isoman agar tetap disiplin. Sehingga ruang gerak penyebaran kasus bisa dipersempit. Selain itu, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan terus mengoptimalkan proses testing, tracing, dan treatment (3T) bersama puskesmas, TNI/Polri, kecamatan, dan kelurahan, hingga RT/RW.

“Sejumlah klaster tempat pendidikan dan tempat kerja yang sempat muncul di Kota Malang seluruhnya telah direspons dengan penanganan sesuai prosedur. Meningkatnya kasus di Kota Malang, salah satunya karena kinerja surveilans di lapangan, kemudian testing dan tracing semakin baik,” imbuhnya.

Hingga Rabu (2/2/2022), tercatat angka kasus dalam pemantauan di Kota Malang mencapai 340 kasus. Yang menggembirakan, kata dia, ada 201 kasus yang sudah dinyatakan sembuh dalam dua pekan terakhir. Sedangkan angka kematian bisa ditekan, sehingga sepanjang Januari 2022 hanya tercatat satu kasus meninggal disertai komorbid.

“Tingginya capaian vaksinasi di Kota Malang dibanding daerah lain sangat membantu memperkuat imunitas dan mereduksi risiko perburukan kondisi pasien Covid-19,” sambungnya.

dr. Husnul Muarif menambahkan, capaian tersebut termasuk vaksinasi anak yang telah mencapai 90,20 persen untuk dosis pertama dan 33,57 persen untuk dosis kedua per 2 Februari 2022. Sementara untuk vaksinasi lanjut usia (lansia) telah mencapai 73,48 persen untuk dosis pertama, 67,47 persen untuk dosis kedua, dan 7,29 persen untuk vaksinasi lanjutan atau booster.

“Namun demikian, kami mengimbau agar masyarakat tetap waspada tanpa panik berlebihan. Tetap pakai masker, hindari kerumunan, rajin cuci tangan, dan segera vaksin bagi yang belum lengkap,” pungkasnya. (ndu/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content