Malang, (malangkota.go.id) – Penyakit tuberkulosis atau yang kerap disebut TB/TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Saat penderita TBC batuk atau bersin maka akan memercikkan lendir atau dahak yang mengandung bakteri. Bakteri tersebut bisa masuk ke tubuh orang lain saat menghirup udara.
Bakteri yang masuk di paru-paru dapat menimbulkan beberapa gejala penyakit, seperti batuk terus-menerus yang berlangsung lama (lebih dari 2–3 minggu), batuk berdarah, nyeri dada saat bernapas atau batuk, dan sesak napas. Beberapa ciri lain orang tertular TBC adalah mengalami penurunan berat badan, lemas, demam dan menggigil, berkeringat di malam hari, dan tidak nafsu makan.
Dalam laman Kementerian Kesehatan, https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/ disebutkan bahwa penyakit TBC di Indonesia menempati peringkat ketiga, setelah India dan Cina dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.
Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mencatat bahwa pada tahun 2021, ditemukan 5.545 suspek TBC yang mayoritas berusia produktif, 15-59 tahun. Sedangkan capaian pengobatan 1.422 orang atau sekitar 58,1 persen dari target 2.447 orang.
Tepat pada hari ini, 24 Maret 2022 diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia. Peringatan Hari TBC Sedunia ini diprakarsai oleh Dr. Robert Koch, ilmuwan penemu bakteri mycobacterium tuberculosis, penyebab TBC. Adapun tema peringatan pada tahun ini adalah Investasi Untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa.
Dalam mendukung program eliminasi TBC di Kota Malang, saat ini total ada 69 fasilitas kesehatan layanan TBC yang terdiri dari rumah sakit, puskesmas, klinik, dan dokter praktik mandiri (DPM). Sementara itu ada empat laboratorium tes cepat molekuler (TCM) dan 16 layanan TBC Resisten Obat (TB RO). Hal ini disampaikan Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kota Malang dr. Bayu Tjahjawibawa saat acara Sarasehan TB Day, Rabu (23/3/2022).
Momen peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia ini juga baik untuk mengingatkan masyarakat akan masih tingginya angka penularan TBC.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr. Husnul Muarif mengajak masyarakat berperan aktif mengentaskan kasus TBC. “Eliminasi TBC tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi setiap individu baik sehat maupun sakit,” tuturnya.
Dinas Kesehatan Kota Malang terus berupaya untuk meningkatkan literasi masyarakat terkait penyakit TBC kepada seluruh masyarakat, melalui berbagai kegiatan promosi kesehatan. Pihaknya melibatkan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dengan strategi Tuberculosis Directly Observed Treatment Short-course (TB DOTS).
“Melibatkan orang/warga yang terdampak TBC. Mereka yang sudah menjalani pengobatan dan sudah dinyatakan sembuh dalam mendukung program pencegahan dan penanggulangan TBC,” urai Husnul.
Literasi terkait penyakit TBC sangat penting bagi masyarakat terutama bagi penderita. Karena penanganan TBC seringkali tersendat akibat stigma negatif terkait penyakit ini. Penyakit TBC dianggap sebagai aib sehingga pasien malu dan tidak mau berobat dan tidak adanya dukungan dari lingkungan dekatnya. Dengan literasi yang baik, diharap dapat menghapus stigma negatif terhadap penyakit TBC serta meningkatkan kepatuhan minum obat TBC secara rutin yang dapat diperoleh secara gratis di pelayanan kesehatan.
Selain itu, masyarakat juga dapat melakukan beberapa cara mudah untuk menekan angka penularan TBC adalah dengan memberikan vaksin Bacillus Calmette–Guérin (BCG) pada anak-anak, membiasakan etika batuk dan bersin, menjaga pola hidup sehat, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. (ari/ram)