Malang (malangkota.go.id) – Walaupun semakin hari semakin banyak pilihan kuliner di Kota Malang, akan tetapi tidak pernah bosan untuk mencicipi kuliner lawas yang legendaris. Hal tersebut kemungkinan besar juga dirasakan oleh pelanggan-pelanggan Warung Bu Kusman (1958), yang tetap setia memanjakan lidah pengunjungnya, walaupun sempat tutup selama dua tahun.
Wiwit, cucu dari Bu Kusman yang saat ini mengelola warung mengatakan, saat tahun 2018, sepeninggal nenek dan tantenya, warung ini sempat ditutup. Karena tidak ada lagi keluarga yang mengelola. Pada tahun 2020, ia dan ayahnya memberanikan diri melanjutkan bisnis keluarga tersebut.
Walaupun sempat tidak berjualan lama, Wiwit tetap menjamin kualitas makanan di warung saat ini, masih persis dan tidak turun kualitasnya dari masakan Bu Kusman asli. “Ayah saya, yang juga putra kedua Bu Kusman, turun tangan di dapur dan saat ini bertanggung jawab sebagai quality control menjamin rasa masakan tetap seperti dahulu,” ujarnya.
Warung yang menyajikan berbagai menu khas Jawa Timur ini, kini justru semakin laris dan berinovasi dengan menghadirkan kuliner legendaris dalam kemasan box, seperti ragam rice bowl kekinian. Akan tetapi jika langsung datang ke warung yang berada di Jalan MT. Haryono Nomor 167, Dinoyo atau tepatnya di pertigaan lampu merah Dinoyo ini, berbagai menu bisa menjadi pilihan, seperti nasi rawon, nasi soto daging, nasi campur, nasi empal dan nasi pecel.
Jika belum puas dengan sajian utamanya, pelanggan juga bisa mencicipi sajian pendamping yang dihadirkan di meja. Mulai dari telur asin, perkedel kentang, sate komoh, dan juga tempe goreng.
“Yang menjadi favorit di warung ini biasanya nasi rawon. Yang membedakan, nasi rawon di sini tidak hanya menyajikan potongan daging, tapi juga empal suwir yang empuk,” katanya.
Ia menuturkan, warungnya kini juga terkenal sebagai warung tombo, karena masakan yang ada di warungnya bisa membantu ‘mengobati’ orang-orang yang sedang sakit atau tidak enak badan. “Tidak tahu kenapa, katanya kalau sedang sakit, lalu makan di warung ini, besoknya bisa langsung sembuh,” tambahnya lagi.
Dalam sehari, kata dia, kurang lebih bisa menjual 100 porsi makanan. Harga makanan di warung ini rata-rata Rp20 ribu untuk makanan utamanya dan untuk lauk pendamping, harganya mulai Rp1.500,00. Pelanggan juga bisa memesan nasi kotak dari warung ini dengan harga mulai Rp25 ribu dan juga menu partai besar yang disajikan dalam panci besar, untuk 50 porsi Rp800 ribu. Jika datang langsung, tidak perlu khawatir dengan masalah pembayaran, karena warung ini sudah menerapkan sistem pembayaran digital dengan QRIS ataupun e-wallet lainnya. (ayu/ram)