Berita Hukum, Politik, dan Pemerintahan Sosial dan Kesra

Berencana Bangun Shelter PMKS, Pemkab Trenggalek Studi ke Kota Malang

Malang (malangkota.go.id) – Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) merupakan salah satu masalah sosial yang menjadi urusan wajib bagi pemerintah daerah. Adanya PMKS seperti gelandangan, pengemis, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang terlantar, dan anak jalanan menunjukkan masih adanya kemiskinan. Salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan PMKS adalah dengan didirikannya shelter.

Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko menerima cendera mata dari Wakil Bupati Trenggalek

Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko mengungkapkan, Kota Malang memiliki beberapa shelter guna para PMKS. Ada di Sukun untuk para lansia yang sakit dan memang butuh perawatan. Kemudian ada di Jalan Muria bagi lansia yang lebih produktif dan bisa mandiri.

“Ada juga di kawasan Buring untuk menampung para pengemis dan tunawisma. Kita bikin rumah. Ada sekitar 38 rumah. Tak jauh dari situ, juga ada shelter untuk ODGJ,” terangnya saat menerima kunjungan kerja dari Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jumat (24/6/2022).

Bung Edi, sapaan Sofyan Edi Jarwoko mengungkapkan, bukan hal yang mudah menyelesaikan masalah sosial. Karena dipengaruhi kebiasaan dan karakter PMKS. Para PMKS yang telah diberi berbagai macam pelatihan dan edukasi agar dapat hidup lebih baik dan mengubah kebiasaan.

Tak hanya pembangunan shelter, Bung Edi juga menyebut Kota Malang memiliki 127 relawan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) yang membantu Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB).

“Ini yang menjadi ujung tombak Dinsos untuk menangani permasalahan di lapangan. Tidak berdiri sendiri, namun bersinergi dengan masyarakat sekitar. Ada 127 relawan yang diberi honor dengan menggunakan APBD. Kita ada program seperti rantang kasih, kadang Puskesos ini yang menyuapi para lansia. Kalau ada ODGJ, mereka juga yang memberi informasi. Kalau untuk APBD, ada sekitar Rp57 miliar yang dikelola Dinsos. Namun itu terbagi untuk penanganan masalah sosial, perempuan, juga KB,” terangnya.

“Kami sangat senang dan berbahagia atas studi banding dan studi tiru dari Kabupaten Trenggalek untuk saling memberi informasi. Hal ini untuk mengadopsi hal baik yang bisa dilakukan untuk kepentingan masyarakat,” tutupnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Trenggalek Syah Muhammad Natanegara mengungkapkan, kedatangannya bersama rombongan bermaksud untuk ‘ngangsu kawruh’ atau menimba pengetahuan terutama terkait shelter bagi PMKS.

“Terima kasih kepada Kota Malang yang telah bersedia kita ambil ilmunya untuk Kabupaten Trenggalek. Semoga kedatangan kami ke sini dapat memberi motivasi bagi Kabupaten Trenggalek. Jadi cita-cita kita untuk kesejahteraan masyarakat Kota Malang dan Kabupaten Trenggalek dapat tercapai,” harapnya.

Syah mengungkapkan, secara topografi Kabupaten Trenggalek tidak jauh berbeda dengan Malang Raya yang juga dikelilingi gunung dan dekat dengan pantai. Oleh karena itu, salah satu alasan rombongannya belajar ke Kota Malang. Dia menceritakan bagaimana selama ini para ODGJ ditampung di pondok pesantren. “Kita melakukan sinergi untuk bisa mengatasi persoalan sosial di Kabupaten Trenggalek. Ini juga bentuk pelibatan stakeholder masyarakat,” pungkasnya. (ari/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content