Berita

Jelang Nataru, Wali Kota Sutiaji Minta Rapatkan Barisan

Malang, (malangkota.go.id) – Indonesia yang memiliki berbagai ragam budaya, suku, agama, bahasa dan keindahan merupakan salah satu negara primadona. Dari kondisi tersebut selain menjadi kebanggaan juga mengandung banyak ancaman, seperti gangguan keamanan dan ketertiban dan dari semua itu berbagai pihak terus  berusaha untuk memecah belah.

Wali Kota ota Malang, Drs. H. Sutiaji ajak semua elemen masyarakat saling menghargai

Gambaran dan situasi tersebut juga melekat pada Kota Malang yang sejauh ini masyarakatnya hidup rukun berdampingan. Tak jarang ancaman datang dari berbagai pihak dengan berbagai cara. Misalnya saja merusak generasi muda melalui narkoba dan tak jarang ancaman yang dibarengkan dengan momen besar seperti perayaan Natal, Tahun Baru dan Hari Raya Idulfitri yang mengadudomba masyarakat.

Beberapa hal itu yang disampaikan Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji dalam acara silaturahmi forkopimcam di aula Kantor Kecamatan Lowokwaru pada Senin (19/12/2022)malam. Pada acara silaturahmi menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru yang dihadiri para tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda dan lurah ini, pria berkacamata itu mengajak semua elemen masyarakat untuk mawas diri.

Orang nomor satu di Pemkot Malang itu mencontohkan dan meminta waspada terhadap masuknya ajaran yang menyesatkan dan memanfaatkan momen hari besar keagamaan untuk memecah belah persatuan. Apalagi saat ini sudah memasuki tahun politik, sehingga harus ada kewaspadaan ekstra.

“Indonesia juga merupakan salah satu dari tiga negara yang dianggap dapat mengendalikan gangguan atau gesekan antar umat beragama. Karena di nusantara ini setiap agama dijamin kebebasan dan keamanannya dalam menjalankan ibadah masing-masing. Maka waspadai bumbu-bumbu radikalisme dan terorisme yang bisa mengemuka setiap saat,” urai Sutiaji.

Lebih lanjut dia menyampaikan, bahwa dalam situasi seperti saat inilah waktu yang tepat untuk merapatkan barisan. Ketua RT dan RW sebagai garda terdepan dalam mewujudkan kondusifitas harus mempunyai pertahanan yang tangguh. “Koordinasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak harus dikuatkan agar masyarakat terjamin keamanannya dalam berubadah maupun saat menjalankan rutinitas lain,” bebernya.

Dalam hidup bermasyarakat, kata dia, semua ada tata cara dan aturannya. Sehingga tidak menimbulkan fitnah dan tidak ada manusia super serta bahkan kebal hukum. “Harus disadari juga bahwa masyarakat kita sangat majemuk, sehingga dibutuhkan toleransi dan saling menghargai satu sama lain dalam hal apapun,” pungkas Sutiaji. (say/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content