Malang, (malangkota.go.id) – Mengajak anak-anak generasi Z semakin siap menghadapi persaingan global, Wakil Wali Kota Malang, Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko turut ambil bagian. Bersama dengan Prof. Syamsul Arifin (Pembantu Rektor 1 Universitas Muhammadiyah Malang), Kholifah Agsha R (Co Founder Centennial), Kezia Milenia J (Presiden of AISEC in Universitas Brawijaya), narasumber dalam diskusi Refleksi Generasi Z outlook 2022 untuk kemajuan generasi di Bakorwil Malang.
Sofyan Edi Jarwoko mengungkapkan, Kota Malang di Jawa Timur menduduki urutan tertinggi angka pengangguran. Angka pengangguran itu dipotret dari warga yang memiliki KTP Malang atau warga memiliki KTP, bukan Kota Malang tetapi berdomisili di Kota Malang.
“Kita tahu di Kota Malang ini didedikasikan sebagai kota pendidikan ada sekitar 50 sampai dengan 60 perguruan tinggi. Ratusan ribu mahasiswa dari berbagai penjuru tanah air begitu lulus bisa saja teman-teman ini masih menunggu waktu untuk S2 ataupun mencari pekerjaan,” ucap Wakil Wali Kota Malang.
Sebetulnya mereka memiliki aktivitas walaupun segera lulus bisa usaha melalui keahliannya, tetapi tidak ada pekerjaan itu seperti yang tercantum dalam KTP. Secara pribadi, sebenarnya mereka memiliki penghasilan dari tahun ke tahun persoalan ini tidak pernah selesai.
Selalu menjadi persoalan di kota ini, maka sesuai dengan cita-cita warga Kota Malang bahwa Malang menjadi kota pendidikan, kota pariwisata, dan industri. Malang sebagai kota pendidikan insyaallah sudah mendapatkan kepercayaan masyarakat nusantara, kota wisata sudah begitu dikenal terlebih dengan adanya Kota Batu dan Kabupaten Malang.
Wakil Wali Kota Malang yang akrab disapa Bung Edi itu mengatakan, pendidikan dan pariwisata sudah mendapatkan tempat bagi warga nusantara maupun dunia yang hadir di kota ini. Malang sebagai kota industri ada kalanya suatu periode Wali Kota Malang menguatkan dengan industri manufakturing dan industri besar lainnya.
“Kami yang berkesempatan mendapatkan amanah memimpin Kota Malang selama lima tahun, mencoba untuk menggali persoalan itu. Kami pilih bahwa industri kreatif inilah yang mampu menjawab angka pengangguran di Kota Malang yang begitu tinggi,” katanya.
Potensi di Kota Malang banyak sekali dan memiliki ilmu, keterampilan, dan lain-lain. Sehingga konsentrasi untuk menjawab persoalan itu dengan mengonsentrasikan kepada industri kreatif. Ada sekitar 17 sektor industri kreatif dikembangkan. Pada tahun 2019 Kota Malang ditetapkan sebagai kota kreatif dari pemerintah pusat.
“Kita semakin yakin dengan keputusan itu. Sehingga sampai terakhir dalam satu periode ini kita selesaikan Malang Creatif Center (MCC),” pungkasnya. (cah/ram)