Artikel Seni Budaya dan Pariwisata

Griya Moeziek Kayutangan, Tempat Kumpulnya Pecinta Musik

Klojen (malangkota.go.id) – Kalau Anda berjalan-jalan di Kampoeng Heritage Kajoetangan, ada banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi. Di kampung dengan ciri khas deretan rumah berarsitektur kolonial Belanda ini ada sebuah rumah yang selalu memperdengarkan lantunan tembang-tembang kenangan. Ya, pemilik rumah ini memang seorang musisi. Rumah ini pun kerap menjadi tempat nongkrong pecinta musik sejak tahun 1950-an.

Griya Moeziek, rumah milik musisi keroncong Kota Malang, Soewi Soesilo

Adalah Griya Moeziek, rumah milik musisi keroncong Kota Malang, Soewi Soesilo. Di rumah ini Om Soewi seakan menjadi pembimbing yang tak segan berbagi pengalaman dan ilmu kepada para musisi-musisi muda.

“Rumah ini jadi tempat kumpulnya anak-anak musik. Gitaris God Bless, Ian Antono juga sering main ke sini. Dulu juga sempat ke sini sama Ahmad Albar, Gombloh. Sekarang rumah ini juga masih jadi tempat kumpulnya anak-anak, gak cuma dari Malang aja, tapi sampai luar daerah. Ke sini ya main musik, nyanyi-nyanyi saja,” ungkap Handoko, putra bungsu Om Soewi.

Menurut Handoko, bakat musik ayahnya ini terasah secara otodidak. Om Soewi pun tergabung dalam kelompok musik keroncong Mandarin sebagai pemain biola. Kecintaannya pada musik keroncong juga menjadi ladang rezeki baginya. Selain kerap diundang tampil dalam berbagai acara, diceritakan Handoko jika Om Soewi juga pernah membuka toko gitar di Pasar Besar.

Di rumah ini tersimpan beragam alat musik seperti gitar, keyboard, drum, bongo, hingga alat musik gesek tradisional, rebab yang sudah berusia puluhan tahun. “Ini alatnya masih banyak yang keluar, karena untuk persiapan manggung besok di koridor Kayutangan. Tapi biasanya pengunjung ke sini ya bisa main musik, nyanyi bareng. Seperti studio musik lah, tapi saya tidak matok harga sewa, biasanya pengunjung beri seikhlasnya untuk perawatan,” ujar Handoko yang gemar bermain gitar ini.

Walaupun Om Soewi sudah meninggal tahun 2005 lalu, namun kenangan dan peninggalan alat musiknya masih dipajang dan digunakan di ‘museum’ mini tersebut. Handoko mengungkapkan kala Kampoeng Heritage Kajoetangan ini dimulai, ia pun tak ketinggalan mempercantik rumah musik ini.

“Saya pasang poster, tambah lampu-lampu biar lebih menarik. Sejak ada heritage ini, tambah banyak pengunjung, apa lagi kalau akhir-akhir pekan dan musim libur. Dari luar kota, luar negeri juga kayak Belanda, Spanyol ke sini untuk nyanyi-nyanyi. Mereka minta lagu disetel lagu keroncong, saya punya kasetnya, ada yang minta dangdut saya juga siap, lagu-lagu lawas juga bisa saya setel. Mau main gitar atau yang lain ya monggo,” beber pria 66 tahun ini.

Pengunjung yang datang ke Griya Moeziek tentu akan kerasan berlama-lama seperti di rumah sendiri, karena karakter Pak Handoko yang sangat ramah dan terbuka. Setiap pengunjung yang ke Griya Moeziek juga selalu disuguhi minuman sembari menikmati musik dan mengobrol. Rasanya, Griya Moeziek harus masuk dalam daftar kunjungan saat wisatawan berkunjung ke Kampoeng Kajoetangan Heritage. Terlebih hari ini, 9 Maret 2023 bertepatan dengan Hari Musik Nasional, yuk kunjungi tempat ini. Selamat Hari Musik Nasional, Nawak Ngalam. (ari/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content