Berita

Pemkot Malang Dorong Petani Milenial Berinovasi

Blimbing (malangkota.go.id) – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang mengadakan Workshop Petani Milenial Tahun 2023 pada Selasa (30/5/2023). Workshop ini diikuti oleh 53 petani milenial dari lima kecamatan di Kota Malang. Tidak hanya petani yang berkegiatan di ladang atau sawah, tetapi juga mereka yang berusaha di bidang pengembangbiakan domba, penggemukan sapi, perikanan, perkebunan sayur organik, pengolahan hasil pertanian seperti jamu dan keripik, serta berbagai usaha pertanian lainnya.

Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji, mendorong para petani milenial untuk menjadi lebih adaptif dalam usaha pertanian

Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji, mendorong para petani milenial untuk menjadi lebih adaptif dalam usaha pertanian mereka. Hal ini diharapkan dapat menciptakan inovasi-inovasi yang meningkatkan hasil pertanian. Selain itu, Wali Kota juga berharap agar para petani milenial dapat mengoptimalkan lahan yang ada dengan melakukan berbagai usaha pertanian, seperti menggabungkan bercocok tanam dengan budidaya ikan, serta mengolah hasil pertanian.

“Para petani milenial harus siap menghadapi perubahan lingkungan. Mereka seharusnya memiliki opsi. Sebagai contoh, jika petani kolonial dapat menghasilkan lima ton padi dari satu hektar lahan, maka petani milenial harus dapat menghasilkan lebih banyak. Bagaimana caranya? Teknologi harus diterapkan,” ujar Wali Kota.

Selain itu, diperlukan juga kajian dari akademisi untuk memberikan masukan terkait optimalisasi teknologi pertanian. Pemerintah juga akan memfasilitasi para petani milenial dalam hal pemodalan. Melalui workshop ini, diharapkan juga tercipta akses keuangan bagi para petani milenial untuk mengembangkan usaha. Termasuk dalam upaya ini adalah membangun kerja sama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan Perumda Tugu Aneka Usaha untuk membuka peluang bisnis di sektor pertanian.

“Kami akan memfasilitasi masalah keuangan, seperti memberikan pinjaman melalui Perumda Tugu Arta. Untuk petani, kami akan meminta agar suku bunga tidak tinggi karena ini masih dalam tahap pembinaan. Usaha ini membutuhkan dana Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pemerintah harus berada di sini agar pertumbuhan dapat terjadi,” tambahnya.

Wakil Wali Kota Malang, Ir. Sofyan Edi Jarwoko, menyampaikan harapannya bahwa workshop ini dapat memotivasi dan mendorong petani milenial, terutama yang memiliki latar belakang keilmuan pertanian, untuk menciptakan ide dan inovasi guna memajukan sektor pertanian.

“Tantangan saat ini adalah bagaimana kita dapat mengoptimalkan lahan dan sumber daya manusia di bidang pertanian. Diperlukan upaya untuk mengatasi masalah lahan pertanian dengan menetapkan lahan pangan abadi serta melakukan regenerasi petani melalui penumbuhan petani milenial,” ungkap Wakil Wali Kota.

Lebih lanjut, Wakil Wali Kota menyampaikan bahwa Kota Malang memiliki luas sawah sebesar 994 hektar, luas pertanian bukan sawah sebesar 1.747 hektar, dan luas nonpertanian bukan sawah sebesar 8.265 hektar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang pada Bulan Agustus 2022, terdapat 7.520 orang usia 15 tahun ke atas yang bekerja di bidang pertanian.

Informasi ini diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk tertarik pada sektor pertanian. Pemerintah Kota berusaha mendorong mereka melalui pendidikan dan pelatihan vokasi di bidang pertanian serta menumbuhkan semangat wirausaha muda pertanian melalui workshop dan pelatihan lainnya. Dengan demikian, diharapkan tercipta pengusaha pertanian yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, lapangan kerja baru, dan regenerasi petani.

“Dengan upaya tersebut, diharapkan dapat tumbuh generasi muda yang menjadi pengusaha pertanian milenial yang tangguh, yang dapat mendukung ketahanan pangan bagi masyarakat Kota Malang,” pungkas Wakil Wali Kota.

Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan, menjelaskan bahwa di Kota Malang terdapat lima wilayah kerja Balai Penyuluh Pertanian (BPP) yang tersebar di lima kecamatan. Meskipun luas area pertanian, karakter petani, dan sebaran umur petani berbeda-beda, namun kehadiran teknologi diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian.

“Kami berupaya mendorong dan memberi semangat kepada para milenial di Kota Malang agar dapat mengembangkan dan menghidupkan sektor pertanian. Dispangtan juga berencana memanfaatkan lahan aset Pemkot Malang di Tunggulwulung dan Tasikmadu. Lahan tersebut akan dijadikan konsep pertanian terpadu yang melibatkan usaha pertanian, peternakan, dan perikanan,” ungkap Slamet.

Salah satu peserta workshop, Sarah Eka (27), yang bergerak di bidang olahan hasil perkebunan, menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan masukan berharga untuk mengembangkan usahanya. “Kami juga mendapatkan solusi terkait pembiayaan usaha. Di sini, saya dapat bertemu dengan orang-orang dan petani yang sukses. Semoga ke depan usaha para milenial kami dapat difasilitasi dan berkembang,” harap Sarah, warga Oro-oro Dowo. (ari/yul)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content