Hukum, Politik, dan Pemerintahan Perempuan

Lapas Perempuan Malang Berikan Beragam Pembinaan Tingkatkan Keterampilan WBP

Sukun (malangkota.go.id) – Tak banyak yang tahu bagaimana sebenarnya kehidupan para warga binaan di dalam lembaga permasyarakatan (lapas). Kesan penjara yang menyeramkan mungkin masih tebersit di benak masyarakat. Memang demikianlah citra penjara yang digambarkan selama ini, padahal dalam kenyataannya berbeda.

Pembinaan keterampilan bagi warga binaan di Lapas Perempuan Malang

Seperti yang terlihat di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Malang. Keakraban antarpenghuni dan petugas, suasana khusyuk berdoa, hingga semangat menjalankan kegiatan sehari-hari amat terasa. Tak ada ruang yang gelap dan sempit atau para penghuni yang bertampang sangar keji. Senyum selalu tersungging kala ada petugas atau tamu yang hadir. Sopan santun menjadi sebuah keharusan di tempat yang dianggap sarang penyamun.

Kehidupan di lembaga pemasyarakatan amatlah kompleks. Di tempat ini ada beragam karakter manusia. Tak mudah membina 443 orang warga binaan dengan beragam latar belakang di Lapas Perempuan yang juga menampung warga binaan dari seluruh penjuru Indonesia. Amat penting menjaga harmonisasi para pehuninya untuk menciptakan rumah bersama yang jauh dari huru hara.

Tak sekadar memenjarakan mereka yang bersalah, tetapi lapas menjadi sekolah agar setelah ‘lulus’ para siswanya tak lagi hilang arah. Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Malang Yunengsih menyampaikan bahwa berbagai pembinaan diberikan untuk membekali para warga binaan agar mampu tetap mandiri dan berdaya saat kelak kembali ke tengah masyarakat.

“Ada dua pembinaan pokok di lapas ini, yakni pembinaan kemandirian dan kepribadian. Untuk pembinaan kemandirian kami bekerja sama dengan beberapa stakeholder seperti Balai Latihan Kerja (BLK) dan pihak swasta juga,” ungkapnya, Selasa (16/1/2024).

Pembinaan kemandirian yang diberikan merupakan keterampilan seperti merajut, menjahit, ecoprint, membuat peralatan rumah tangga, dan mengolah aneka makanan. “Sehingga skill mereka bisa tersalurkan, dan alhamdulilah juga kerap mendapat pesanan dari luar. Bahkan kopiah rajut sudah memiliki langganan. Selain mendapat keterampilan, mereka pun mendapat penghasilan berupa premi yang bisa dimanfaatkan untuk dirinya sendiri ataupun untuk persiapan mereka saat pulang bebas nanti,” terangnya.

Ragam kegiatan yang ada di lapas juga menepis bahwa kehidupan warga binaan di lapas hanya makan dan tidur. Banyak kegiatan pemberdayaan yang diberikan di lapas untuk mengembangkan bakat dan minat warga binaan. Selain pelatihan keterampilan, warga binaan juga bisa mengembangkan potensi seperti berlatih band, tari, hingga gamelan.

“Kami mohon dukungan, saat mereka kembali ke masyarakat akan lebih baik dan berdaya aguna lagi ketika masyarakat ikut mendukung merek, menghapus imej negatif sehingga malah membuat mereka melakukan pelanggaran lagi,” pungkas Yunengsih. (ari/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content