Blimbing (malangkota.go.id) – Sejak awal November, di Kota Malang para pelaku usaha sewa untuk kebutuhan pengantin seperti baju pengantin, baju adat, termasuk tata riasnya mulai mendapat banyak pesanan. Di musim pernikahan seperti saat ini, tak heran omzet pelaku usaha ini naik hingga 100 persen.
Salah satunya adalah Hany Sahara, yang membuat dan menyewakan baju pengantin di Jl. Kemirahan II Nomor 3 Kecamatan Blimbing. Saat ditemui pada Selasa (12/11/2024), ia mengaku dalam satu minggu terakhir baju pengantin dan berbagai aksesorisnya banyak dipesan juga dari luar Malang. Ada yang dari Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang dan Blitar. Pemesanan ini biasanya dilakukan 2-3 bulan menjelang hari pernikahan calon pengantin.
Setiap paket baju pengantin, kata perempuan berhijab itu, disewakan mulai harga Rp600 ribu hingga Rp1 juta. Saat ini, Hany mengaku pesanannya meningkat sekitar 90 persen jika dibanding bulan Juni hingga Agustus 2024 lalu.
Untuk membuat sebuah baju pengantin, Hany mengaku menggunakan berbagai bahan berkualitas dan butuh waktu sekitar satu bulan, sehingga baju pengantin yang dibuatnya berbeda dengan pada umumnya.
“Kalau di sini saya punya ciri khas khusus dari segi model kita pasti up to date dan didesain sendiri, jadi pasti tidak ada yang menyamai dari luar. Terus untuk bahan yang kita gunakan kayak payetnya itu, payet yang berkualitas sehingga tidak luntur,” terang Hany.
Apa yang dilakukan dan usaha yang digeluti Hany tersebut mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi. Menurutnya, usaha baju pengantin tidak akan pernah mati karena selalu dibutuhkan.
“Hany salah satu pengusaha baju pengantin yang pernah mengikuti pelatihan yang kami adakan. Dia memang ulet dan dapat memaksimalkan kesempatan, di mana serta kapan harus beraksi. Itu sangat baik dan bisa dicontoh para pelaku usaha lain,” jelas Eko. (say/yn)