Malang (malangkota.go.id) – Jika berbicara mengenai budaya, maka erat kaitannya bahwa berbudaya itu bagaimana memanusiakan manusia. Setiap orang harus mempunyai budaya yang baik untuk membangun dirinya dan orang lain. Sehingga di sisi lain juga tidak ada pengkotak-kotakan antarkelompok dan golongan.
Hal itu yang disampaikan Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji dalam Audiensi Dinas Bersama Komunitas Ngaji Budaya Ngaji Cangkrukan di Ruang Sidang Balai Kota Malang, Senin (21/2/2022). Ditambahkan pria berkacamata itu, begitu juga dengan ngaji, jika itu bukan semata-mata atau bisa diklaim budaya orang Islam. Seperti halnya udeng atau ikat kepala, tidak serta merta itu budaya orang Malang karena di daerah lain juga ada yang serupa.
“Jadi kita tidak bisa mengklaim sebuah budaya itu milik seseorang atau suatu daerah. Pengertian budaya dan aplikasinya sangat luas dan harus dipahami dengan baik serta wawasan yang luas agar tidak memicu konflik horizontal,” urai orang nomor satu di Pemkot Malang itu.
Lebih jauh Wali Kota Sutiaji mengatakan, ada tujuh unsur budaya, di antaranya seni dan pendidikan. Dia pun mengajak berbagai elemen masyarakat, khususnya yang mengikuti gelaran ini untuk membangun kebersamaan di Kota Malang serta dengan budaya positif.
Menurutnya, budaya yang diwariskan nenek moyang kita sudah mulai luntur. Seperti halnya menghormati orang yang lebih tua dan budaya selalu menyalahkan orang lain tanpa berintrospeksi diri juga kerap terjadi. “Dari itu semua, maka hal tersebut menjadi pekerjaan kita untuk merubahnya,” jelas Sutiaji.
“Penanaman budaya dan moral yang baik harus ditanamkan sejak dini bagi anak-anak kita. Dari pendidikan formal, juga dibutuhkan penguatan karakter dan penguatan penanaman nilai-nilai Pancasila yang kuat. Sehingga ke depan akan terlahir pemimpin bangsa sesuai harapan bersama,” pungkasnya. (say/ram)
