Salah satu rangkaian perayaan HUT Arema yang ke-28, pihak manajemen tim berlogo kepala singa itu melelang enam jersey yang mempunyai nilai sejarah bagi tim tersebut.
Lelang jersey Arema yang dikemas rapi dalam bingkai pigura berukuran besar itu digelar di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa malam (11/8) beberapa saat sebelum laga persahabatan antara Arema kontra Persib Bandung dimulai.
Sebelum acara lelang dimulai, gelaran yang dihadiri Presiden Kehormatan Arema, Rendra Kresna dan juga anggota Komite Eksekutif (Exco) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Djamal Aziz ini terlebih dahulu diawali acara seremonial pemotongan tumpeng dan pelepasan balon.
Setiap jersey dihargai Rp 5 juta, dan lelang pertama diambil oleh Rendra Kresna. Jersey kedua dibeli oleh Muhamamad Sanusi dengan harga yang sama. Setelah itu, Rendra Kresna kembali membeli jersey ketiga yang diperuntukkan bagi putranya, Dewanata Phrosakh. Dan yang terakhir diambil atas nama Miskat.
Dari enam jersey yang dilelang, terjual empat buah dan terkumpul uang sebesar Rp 20 juta. Uang hasil lelang ini akan disumbangkan untuk menunjang akademi Arema serta bantuan pengobatan salah satu pemain Arema yang dibekap cidera cukup parah yaitu Noviandani.
Hal tersebut dibenarkan oleh manajer bisnis Arema, Muhammad Yusrinal Fitriandi saat ditemui usai pertandingan Arema. “Kami sebenarnya menargetkan terjual tiga jersey, namun bisa terlelang empat buah, alhamdulillah. Untuk dua jersey yang tersisa, kalau ada yang berminat kami persilahkan dengan harga yang sama,” ujarnya, Selasa (11/8).
“Kita sebenarnya juga mengundang beberapa pengusaha untuk meramaikan acara lelang. Namun apa yang kami lakukan sudah lebih dari cukup, dan semoga bantuan ini dapat bermanfaat bagi yang menerima. Mungkin nantinya juga ada dana tambahan dari pihak manajemen,” imbuh Yusrinal.
Jersey-jersey yang dilelang itu, kata dia, memang mempunyai sejarah sendiri-sendiri bagi Arema. Jersey itu mulai dari tahun 2005 hingga tahun 2010. “Beberapa sejarah jersey itu diantaranya ketika Arema juara liga hingga saat Arema dalam masa sulit ketika terjadi dualisme liga,” pungkas Yusrinal.(say/yon)