Malang, (malangkota.go.id) – Akibat dari masih tingginya inflasi pangan berakibat terhadap turunnya daya beli masyarakat dan roda ekonomi tidak stabil. Adapun angka inflasi pangan saat ini sebesar 10,47 persen yang disebabkan oleh berbagai hal. Seperti kondisi ekonomi dunia yang sedang bergolak dan kondisi geopolitik dunia yang terguncang akibat belum meredanya perang antara Rusia dan Ukraina.
Pasalnya, kedua negara tersebut merupakan pemasok 20 persen energi dan pangan global. Beberapa hal itu yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Hotel Grand Mercure, Kota Malang, Rabu (10/8/2022) dalam acara kick off gerakan nasional pengendalian inflasi pangan.
Dari beberapa kondisi global tersebut menurutnya, berakibat terhadap tingginya inflasi pangan yang saat ini berada di angka 10 ,47 persen. “Maka dari itu, setiap kepala daerah harus terus bersinergi dan saling menguatkan agar inflasi tidak semakin tinggi,” imbuh Perry.
Terkait hal tersebut, pada momen ini Gubernur Bank Indonesia menandatangani naskah kerja sama antardaerah dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kepala daerah di Malang Raya dan sejumlah pihak terkait. Dikatakan Perry, penandatanganan serupa akan terus dilakukan di beberapa daerah pada tahun ini, sehingga dengan adanya kerjasama seperti ini ditargetkan inflasi pangan bisa ditekan hingga 6 persen dan bahkan berada di angka 5 persen nantinya.
Pada kesempatan ini, Perry juga menyerahkan bantuan berupa bibit cabe kepada perwakilan pemerintah daerah. Di sisi lain, kata dia, apabila inflasi bisa ditekan hingga 5 persen atau bahkan 4,89 persen, maka akan mengungkit roda ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat secara signifikan.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji mengaku optimis jika inflasi pangan ini akan mengalami penurunan secara lambat laun. Pihaknya pun juga akan melaksanakan kerjasama mutualisme dengan daerah lain. Seperti Pemkab Blitar untuk mendatangkan daging ayam dan telur. Mendatangkan jagung dengan Pemkab Lamongan yang akan diolah menjadi pakan ternak yang nantinya akan dijual ke peternak di Blitar.
Untuk padi akan didatangkan dari Kabupaten Banyuwangi sedangkan cabe dari Kota Batu dan Kabupaten Malang. Dengan demikian harga cabe di Kota Malang akan stabil. “Dengan kebersamaan dan sinergi yang kuat, maka secara bertahap inflasi pangan ini kami optimis bisa segera dilalui,” ungkap orang nomor satu di Pemkot Malang itu. (say/ram)