Klojen (malangkota.go.id) – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX Jawa Timur 2025 membawa misi besar untuk menggali bibit-bibit muda berbakat di Jawa Timur untuk bisa mengepakkan sayap menuju ajang yang lebih besar. Tak sekadar jadi pesta olahraga, Porprov IX Jatim pun menjadi ajang memperkenalkan destinasi dan produk unggulan Kota Malang yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.

Hal tersebut menjadi bahasan hangat antara Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat dan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional (KONI) Jatim M. Nabil dalam acara ‘Ngobrol Seru Porprov IX Jatim’ yang digelar di SIMA Center, Kamis (3/7/2025).
Wali Kota Wahyu menyebut bahwa pihaknya ingin mengubah wajah porprov bukan sebatas menjadi kompetisi olahraga semata, tetapi menjadi sebuah gelaran yang dirasakan langsung oleh warga Kota Malang. Maka tak heran, Porprov IX Jatim yang menempatkan Kota Malang menjadi salah satu tuan rumah kali ini pun dirancang menjadi event bersama. “Kami ingin porprov kali ini berbeda. Tidak hanya menghidupkan semangat berolahraga, tapi juga menguatkan sport tourism dan menggerakkan ekonomi rakyat,” ujarnya.
Persiapan panjang telah dilakukan sejak tahun 2023 silam. Pemkot Malang menggandeng berbagai mitra untuk mematangkan infrastruktur dan melakukan sosialisasi ke masyarakat. Hasilnya, warga menunjukkan antusiasme tinggi, dan bahkan aktif mencari informasi terkait jadwal pertandingan dan lokasi venue.
Tak hanya itu, Pemkot Malang juga menggandeng UMKM lokal. Di setiap venue, pengunjung akan disuguhi beragam produk unggulan Kota Malang, mulai dari sektor kuliner, kerajinan tangan hingga fesyen. “Porprov ini juga untuk rakyat. Saat ekonomi ikut bergerak, itulah dampak nyata dari ajang olahraga ini. Termasuk, kita lihat okupansi hotel pun meningkat,” beber Wahyu.
Di kesempatan yan sama, Ketua Umum KONI Jatim M. Nabil menekankan bahwa porprov adalah ladang subur regenerasi atlet muda Jawa Timur. Dengan batas usia maksimal 23 tahun dan ketentuan tidak boleh diikuti atlet level nasional. Porprov menjadi ajang untuk mengidentifikasi talenta-talenta muda yang memiliki potensi untuk diproyeksikan di level lebih tinggi, terutama di nomor-nomor yang dipertandingkan dalam Olimpyc Games. “Dari 418 atlet Jatim yang meraih medali di PON Aceh-Sumut, 142 di antaranya adalah alumni porprov. Jadi ini bukan ajang sia-sia,” tegasnya.
Nabil menyebut Kota Malang merupakan salah satu daerah yang memberikan kontribusi atlet PON. Artinya, memang ada pembinaan yang serius dan konsisten bagi para atlet di Kota Malang. Lebih lanjut, Nabil mengungkapkan bahwa dalam porprov ini beberapa rekor baru telah dicetak. Menurutnya, capaian tersebut menjadi penanda ada peningkatan secara potensi maupun pembinaan.
“Kami akan komunikasikan dengan Pengurus Provinsi (Pengprov) masing-masing cabor untuk mencatat, membina, mengembangkan potensi atlet-atlet berprestasinya agar tidak berhenti di porprov saja,” sambungnya.
Nabil juga mengapresiasi terkait upaya pemberdayaan masyarakat dalam gelaran Porprov IX Jatim di Kota Malang, khususnya pemberdayaan UMKM. Ini menjadi bukti bahwa ajang olahraga mampu mengungkit perekonomian jika dikemas dengan apik.
“Semoga ini bisa dijaga agar tetap berkelanjutan. Kota Malang tidak kalah dengan dengan tetangganya, Kota Batu dan Kabupaten Malang. Kota Malang memiliki pesona dan daya tarik tersendiri. Harapannya akan lebih banyak event olahraga yang diselenggarakan di Kota Malang,” tutupnya. (ari/yn)