Berita

Atlet Kota Malang Tes Kebugaran

Sebagai usaha untuk mengetahui kondisi atlet yang dipersiapkan tampil di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IV KONI Kota Malang melakukan multi tes. Tes yang meliputi tes jantung, paru-paru dan VO2 Max ini dilakukan di Stadion Gajayana, Jumat (28/12).

Atlet Kota Malang saat menjalani tes kebugaran
Atlet Kota Malang saat menjalani tes kebugaran

VO2 Max adalah volume maksimal >2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan intensif. VO2 Max adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan.

Ketua Litbang KONI Kota Malang, Sugiharto mengungkapkan dari dua hari penyelenggaraan test khususnya VO2 Max diketahui rata-rata VO2 Max atlet Kota Malang rendah. Dari idealnya VO2 Max atlet minimal 56 , ternyata dari 50 atlet yang menjalani tes baru sau atlet yang mencapai angka 50.

“Melihat VO2 Max atlet Kota Malang dari yang sudah menjalani tes menunjukan faktor latihan atlet Kota Malang masih kurang,” ujar Sugiarto, Jumat (27/12).

Dari kenyataan ini nantinya untuk bisa mencapai prestasi terbaik di kejuaraan-kejuaraan yang akan datang Sugiarto menegaskan atlet Kota Malang harus berlatih lebih keras lagi. Mendapatkan metode latihan yang benar sehingga kondisinya bisa semakin bagus untuk menunjang performa dalam pertandingan.

Tim Medis dari FK UB dr Farid Eka Wahyu Endarto mengungkapkan atlet juga manusia, adanya tes ini diharapkan bisa merekam sejauhmana kondisi atlet Kota Malang. Dengan diketahuinya kondisi atlet akan bisa dibuat rencana program terbaik untuk meningkatkan performa atlet yang bersangkutan.

“Misalnya untuk atlet yang punya kelainan jantung, tentu tidak bisa digenjot latihan seperti atlet yang normal sebab bisa membahayakan jiwa,” ujar Farid.

Dari rekaman ini nantinya Kota Malang akan memiliki rekaman medis masing-masing atlet sehingga bisa mengetahui performa yang bersangkutan. Bisa melihat mana atlet yang kondisinya masih bisa ditingkatkan dan mana atlet yang prestasinya sudah mentok.

“Selama ini di Indonesia karena ketiadaan data masih banyak atlet-atlet yang sudah mentok namun tetap dikirim saja mengikuti kejuaraan. Ini seharusnya tidak boleh terjadi kalau yang dikejar adalah prestasi,” tegas Farid.

Melalui tes ini, Kota Malang diharapkan bisa menemukan bibit-bibit unggul sejak dini, sehingga ke depan prestasi Kota Malang bisa semakin diharapkan. Sebab dengan menggunakan teknologi bisa diketahui sejauhmana potensi atlet, bagaimana kondisi atlet sampai dengan penyakit-penyakit bawaan yang akan dialami. (cah/dmb)

You may also like

Skip to content