Berita

SMKN 8 Malang Gelar Appreciation Art in Last Moment 2014

Menyambut akhir tahun 2014 dan mengucap selamat datang tahun baru 2015, SMK Negeri 8 Malang mengelar berbagai kegiatan. Bertempat di halaman sekolah, para siswa unjuk kemampuan di bidang seni mulai dari seni suara, seni lukis, dan lain-lain, Selasa (16/12).

Penampilan para siswa SMKN 8 Malang dalam kegiatan Appreciation Art in Last Moment 2014, Selasa (16/12)
Penampilan para siswa SMKN 8 Malang dalam kegiatan Appreciation Art in Last Moment 2014, Selasa (16/12)

Siswa SMKN 8 Malang kelas X jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) A dalam kegiatan kali ini mengenakan kostum khas Papua. Para siswa kelas ini menyanyikan berbagai lagu-lagu mulai dari Indonesia Pusaka, Yamko Rambe Yamko, dan sebagainya.

Ketua Pelaksana Appreciation Art in Last Moment 2014, Tri Wahyuni mengungkapkan kegiatan ini merupakan puncak dari mata pelajaran seni dan budaya. Sesuai dengan kurikulum 2013, pembelajaran juga harus didukung dengan pelaksanaan project. Inilah salah satu project yang ditampilkan siswa dalam pelajaran seni dan budaya. “Ini adalah bukti konkret para siswa mampu membuat sebuah projectpementasan yang bagus,” jelas Yuni, Selasa (16/12).

Dalam lomba seni suara tersebut, masing-masing kelas diwajibkan menyanyikan lagu nasional, lagu tradisional, dan lagu ASEAN. Selain ditantang dalam lomba seni suara, dalam ajang tersebut para siswa juga diwajibkan menampilkan hasil karya lukis dan juga fotografi.

Tidak main-main, para siswa pun menampilkan hasil karya terbaik mereka dengan memamerkan beragam foto dan lukisan dengan berbagai aliran. Bahkan siswa kelas X TKJ E melukis wajah wali kelas mereka dengan menggunakan teknik kubisme sehingga menampilkan lukisan yang memukau.

Selain berbagai lomba, pengetahuan siswa bertambah dengan adanya workshop seni rupa. Seluruh pembicara dan juri dalam kegiatan ini didatangkan dari luar sekolah, diantaranya adalah Lulut (Guru Seni SMA Negeri 3 Malang), Heri Catur (Guru Seni SMKN 5 Malang), Fandri dan Fandi Camdika (Polinema), Tomi (DKM) dan Samto (pelukis botol).

“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi ajang untuk berekspresi para siswa, meningkatkan kecintaan mereka terhadap budaya Indonesia dengan melestarikannya namun tetap mengenal budaya negara lain,” pungkas Yuni. (cah/yon)

You may also like

Skip to content