Artikel

Petintu d’Kross Malang Optimis Raih Hasil Terbaik

Timor-Leste, MC – Bukan hanya Hero Tito dan Rivo Rengkung saja yang memikul tugas mengharumkan nama Indonesia di kompetisi yang memperebutkan Sabuk Emas Xanana 2016 pada 26-27 November 2016. Meski tidak melakoni duel perebutan gelar juara dunia versi World Professional Boxing Federation (WPBF), masih ada dua jagoan asal Malang yang turun mengharumkan Sang Merah Putih dan tentunya Bhumi Arema pada kejuaraan dunia di Timor-Leste tersebut.

Nadya Nakhoir (berjilbab) dan Deosalinda (dua dari kiri) beserta penata tanding dan manajemen Thomas Americo BC
Nadya Nakhoir (berjilbab) dan Deosalinda (dua dari kiri) beserta penata tanding dan manajemen Thomas Americo BC

Selain dua partai utama antara Hero Tito versus Thongchai Kunram dan Rivo Rengkung versus Anusom Chaisura, arena Lospalos Gymnasium yang ditempuh sekitar enam jam perjalanan dari Kota Dili, dua partai tambahan akan memaskan kompetisi yang juga melibatkan petinju andalan d’Kross BC lawan binaan Thomas Americo BC.

Yang pertama adalah duel enam ronde kelas bulu yunior 55 kg antara Sis Morales menghadapi petinju tuan rumah, Belar Mino Belo. Lalu kemudian ada partai tinju wanita kelas 49 kg antara Nadya Nakhoir kontra Deosalinda yang rencananya berjalan tiga ronde.

Jumat (25/11) pagi waktu setempat, para petinju resmi melakoni sesi timbang badan. Optimisme diusung Sis Morales jelang duel yang berlangsung Sabtu (26/11) malam.

“Saya akan tampil maksimal saat menghadapi Belar Mino yang bermain di hadapan pendukungnya sendiri.  Saya bertekad meraih kemenangan, sehingga bisa membuat bangga sasana d’Kross dan tentunya warga Malang,” ujarnya.

Sementara bagi Nadya, ini bakal menjadi pertarungan profesional pertamanya. Karena sejatinya, Nadya yang langsung dimentori oleh Widodo dan Hero adalah atlet bela diri. Gadis asal Pakis ini tercatat merupakan salah satu atlet putri berprestasi di cabor wushu, pencak silat dan Muay Thai. Dia juga tercatat sebagai Juara I Kejurnas Muay Thai Piala Wapres. Terbaru, dara 22 tahun ini bahkan baru saja menyabet medali perunggu cabor Muay Thai di PON Jabar 2016.

Meski begitu, atlet yang juga tercatat sebagai mahasiswi jurusan Pendidikan Jasmani di Universitas Negeri Malang (UM) ini mengaku tak gentar bakal naik ring profesional.

“Saya selalu siap, apalagi selama ini terus berlatih dan belajar. Memang untuk bertinju saya masih minim pengalaman, tapi pada dasarnya inti dari cabor bela diri tidak jauh berbeda,” seru gadis yang juga mengajar privat Muay Thai ini.

Menilik potensi kesulitan yang dihadirkan calon lawan di atas ring nanti, Nadya mengaku sudah siaap mengantisipasinya. Atas kesiapan empat petinjunya berlaga di Timor Leste, owner d’Kross BC, Ade Herawanto berharap Hero dan kawan-kawan berjuang sekuat tenaga demi membela panji Tanah Air. Termasuk untuk Sis dan Nadya, pria yang juga Ketua Komisi Tinju Profesional Indonesia (KTPI) Malang Raya itu meminta mereka tetap maksimal kendati pertandingan yang dilakoni adalah duel non gelar.

“Mereka tak sekadar membawa gengsi pribadi atau gengsi klub semata, namun juga memikul nama besar bangsa dan negara Indonesia. Tentu harus berjuang habis-habisan demi meraih kemenangan,” tandas Sam Ade d’Kross, sapaan akrabnya yang bersama rombongan dari d’Kross BC dan KTPI telah tiba di Dili, Jumat (25/11) siang. (say/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content