Artikel

Merancang Motif Batik Malangan dari Lobi Kantor DPRD

Klojen (malangkota.go.id) – Selama ini di Kota Malang banyak bermunculan batik tematik seperti batik Celaket, batik Bunulrejo, batik Blimbing dan batik Sukun. Di bawah payung besar batik Malangan hingga saat ini Kota Malang memang belum memiliki pakem atau ciri khas batik yang menjadi ikon. Dari kondisi tersebut para pegiat batik di Kota Pendidikan ini berupaya untuk merancang konsep dengan mengumpulkan para pelaku UMKM batik dalam sebuah pameran di lobi kantor DPRD Kota Malang.

Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, Ahmad Wanedi (kanan) mengapresiasi aneka batik tematik dalam pameran di lobi kantor DPRD Kota Malang

Pameran yang digelar sejak tanggal 3 hingga 10 Oktober 2020 ini mengusung tema ‘Batik Kuçeçwara’ dan melibatkan puluhan pengerajin batik dari Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Melalui survei kepada para pengunjung, edaran angket dan juga secara virtual di beberapa media sosial ditargetkan nantinya akan tersusun atau terbentuk konsep batik Malangan.

Pameran ini pun mendapat sambutan positif dari Ketua Komisi D DPRD Kota Malang yang membidangi kesejahteraan masyarakat, Ahmad Wanedi, Senin (05/10/2020). Menurut politisi PDI Perjuangan itu, memang sudah saatnya Kota Malang mempunyai ciri khas batik yaitu batik Malangan. “Pelaku UMKM batik di kota ini sangat banyak dan tumbuh subur, sehingga saya rasa tidak begitu sulit untuk mengajak mereka menyusun motif batik Malangan nantinya seperti apa,” imbuhnya.

“Program atau ide dari para pegiat batik ini tentu sinergi dengan tujuan kita, khususnya secara umum tujuan lembaga ini. Nanti tentu muncul gagasan, ide, karya yang bisa digunakan oleh kita semua dan masyarakat Kota Malang. Produk batik yang saya lihat di lokasi pameran ini luar biasa dan bagus. Salah satu yang barangkali kami desak kepada pemerintah kota adalah identitas batik Malang ini, karena sejauh ini potensinya luar biasa,” ungkap Wanedi.

Sementara itu, ketua panitia pameran, Maria Parmela mengatakan, seperti halnya kabupaten/kota lain, Kota Malang bisa mengusung atau menuangkan beberapa ciri khas kota ke dalam batik, seperti Tugu Malang dan Topeng Malangan. Namun dari semua itu pihaknya masih menunggu masukan, saran dan kritik dari masyarakat sebelum nantinya konsep batik Malangan ini diajukan ke Wali Kota Malang.

“Kita punya bahasa Indonesia dan juga ada bahasa daerah-daerah. Nah, dari sini harapannya seperti itu, kita memiliki produk batik yang khas untuk Malang. Memang prosesnya panjang dan tidak mudah, akan tetapi setidaknya sudah kita awali. Nantinya aka nada worshop dan diskusi khusus dengan para pihak terkait sebelum ditentukan seperti apa motif batik Malangan ini,” pungkas Maria. (say/yon)

You may also like

Skip to content