Malang, (malangkota.go.id) – Sering banget nih ada semboyan jadi perempuan harus cantik. Sedangkan cantik menurut kebanyakan orang itu harus putih dan glowing, sehingga banyak wanita atau perempuan di luar sana yang melakukan banyak cara agar terlihat “cantik”. Dan kebanyakan dari mereka tidak sadar mengunakan kosmetik yang berbahaya. Padahal cantik tidak harus putih dan mengunakan kosmetik berbahaya. Jadi perempuan harus pintar dan selektif dalam memilih kosmetik.

Dr. dr. Dhelya Widasmara, SpKK(K)

Karena jika tidak, bisa saja pada sebuah kosmetik yang digunakan mengandung zat berbahaya, seperti halnya mercury dan hidroquinon. Kedua zat itu sebenarnya sudah dikenal masyarakat namun terkadang diabaikan. Mercury merupakan salah satu bahan kimia tambahan yang sering terkandung dalam sabun, krim wajah dan beberapa kosmetik yang digunakan sebagai pemutih.

Sedangkan hidroquinon adalah salah satu bahan aktif yang digunakan untuk mengatasi bercak gelap pada kulit akibat penumpukan melamin (hiperpigmentasi). Perlu di ingat, hydroquinon adalah obat keras sehingga penggunaannya harus diawasi oleh dokter. Hydroquinon tidak boleh dicampur dalam skin care yang dijual bebas, dan perlu ditekankan sekali lagi hydroquinon merupakan obat keras, maka penggunaannya harus dalam pengawasan dokter.

Beberapa hal itu yang disampaikan dokter spesial kulit dan kelamin, Dr. dr. Dhelya Widasmara, SpKK(K) saat ditemui di kliniknya pada Jumat (19/02/2021) di Jalan Ciujung 28 Kota Malang. Di Indonesia, kata dia, hydroquinon legal beredar sebagai obat keras, ditandai dengan adanya logo lingkaran merah dan huruf K berwarna merah. Akan tetapi, pada kenyataannya di Indonesia krim yang mengandung hydroquinon bisa diperjualbelikan dengan mudah bahkan banyak ditemukan di online shop.

Perempuan yang akrab disapa dokter Lala ini menambahkan jika hydroquinon aman digunakan sesuai resep dokter dan dalam pengawasan dokter. Bahan ini, dokter tidak meresepkan merkuri dan harus diawasi oleh dokter yang berkompeten dan tidak boleh digunakan sebagai krim pemutih. Namun kedua bahan tersebut sering disalahgunakan oleh beberapa oknum.

Lebih jauh dokter berparas cantik dan ramah itu mengatakan, masyarakat harus tahu dan memahami bagaimana ciri produk yang mengandung mercury dan hidroquinon. Produk yang dimaksud akan memberikan efek yang cepat (satu minggu pakai sudah putih glowing), tidak memiliki izin dari BPOM, krim memiliki bau yang sangat menyengat dan berwarna sangat cerah seperti kuning dan abu-abu, tekstur krim lengket, dan bau menyengat sehingga sering dicampurkan bahan pewangi, seperti bedak cairan parfum saat pembuatan serta memberikan efek yang semakin mengiritasi.

Jika sudah mengenali produknya, terang dokter Lala, maka masyarakat juga harus tahu bahaya dari kosmetik berbahan mercury dan hidrouinon tersebut. Bahaya dari penggunaan kosmetik yang mengandung kedua zat tersebut, akan mengakibatkan wajah akan semakin rusak, seperti wajah akan terlihat lebih kusam, flek semakin muncul, sensitif saat terkena sinar matahari, tumbuh bulu halus dan jerawat semakin banyak. Bahkan bisa memicu penyakit kulit lainnya seperti kanker kulit.

Selain itu, kata dia, exogenous ochronosis ditandai dengan adanya penggelapan warna kulit, hiperpigmentasi, dengan warna pekat cenderung warna abu abu kecoklatan mirip warna tembaga.

Confetti like leukoderma, merupakan bagian dari cemical leukoderma atau hilangnya atau rusaknya pigmen kulit akibat paparan bahan kimia tertentu secara terus menerus atau berulang ulang. Dalam hal ini akibat penggunaan hydroquinon tanpa pengawasan. Akibat mercury, selain kulit menjadi rusak total dan beberapa metabolitnya bisa tertimbun ke organ internal. Jika sudah muncul gejala tersebut, sulit diobati.

Oleh sebab itu, imbuh dokter Lala, hendaknya melakukan perawatan kesehatan kulit. Perawatan dasar dari mulai mencuci wajah dengan sabun yang sesuai Ph dan menggunakan perlindungan seperti tabir surya. Hindari pemakaian krim yang komposisi dan kandungannya tidak jelas.

“Jika ada keluhan atau masalah kulit, hendaknya berhati-hati untuk menggunakan produk di pasaran atau bisa konsultasi dengan dokter spesialis kulit. Untuk dari internal, perbanyak makan makan bergizi, seperti sering konsumsi buah dan sayuran, olahraga rutin.” pungkasnya. (say/ram)

You may also like

Skip to content