Berita

Bersinergi Bangun Kewaspadaan Penyakit Tidak Menular

Malang, (malangkota.go.id) – Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Kesehatan menggelar kegiatan Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian Tembakau melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di Hotel Gajahmada Graha, Kamis (27/5/2021). Acara yang berlangsung selama satu hari tersebut turut diikuti unsur perangkat daerah terkait, puskesmas dan perwakilan masyarakat dari lima kecamatan.

Kadinkes Kota Malang, dr. Husnul Muarif (kiri) dan anggota DPR RI Komisi IX, H. Ali Ahmad (tengah) berfoto bersama peserta sosialisasi pencegahan dan pengendalian tembakau melalui GERMAS di Hotel Gajahmada Graha

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr. Husnul Muarif, mengemukakan bahwa berdasarkan data statistik penyakit terkait Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih menempati peringkat pertama kasus penyakit di Kota Malang. Namun demikian pada peringkat berikutnya tercatat ditempati kasus penyakit seperti hipertensi, diabetes militus, gangguan pembuluh darah dan jantung.

“Fenomena tersebut mengindikasikan bahwa penyakit tidak menular (PTM) mulai mengejar penyakit menular. Maka dari itu, butuh dibangun kesadaran dan kerja sama berbagai stakeholders dalam memahami dan menangani kondisi terkait penyakit-penyakit tersebut,” ujar dr. Husnul Muarif.

Anggota Komisi IX DPR RI, H. Ali Ahmad, SH yang hadir membuka acara itu berharap agar mayarakat dapat memanfaatkan momen seperti ini untuk saling menguatkan upaya edukasi hidup sehat di lingkungan masing-masing. Sehingga bisa menjadi pencegahan penyakit dan mendukung pemerintah yang saat ini fokus menangani pandemi Covid-19.

“Jika aspek kesehatan (pandemi) tidak bisa dikendalikan, maka ekonomi bisa hancur. Saya berharap masyarakat patuh (pada kebijakan pemerintah), jangan dianggap Covid-19 tidak ada, karena kiai, bupati, menteri pun banyak yang terkena,” pesannya.

Sementara itu, Sub Koordinator Paru Kronis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Aries Hamzah, MKM yang menjadi narasumber, mengatakan penanggulangan penyakit tidak menular (PTM), antara lain dengan penguatan regulasi pengendalian konsumsi rokok pada anak-anak usia kurang dari 18 tahun, pengendalian peredaran pangan tinggi gula, garam dan lemak, hinga pelacakan kasus PTM agar dapat diintervensi sedini mungkin sebelum menjadi penyakit yang akan membutuhkan biaya besar dan berisiko kematian tinggi.

“Sehat itu berasa nikmat kalau sudah jatuh sakit,” ujar dr. Aries mengingatkan para peserta di awal paparannya.
dr. Aries mencontohkan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 prevalensi hipertensi mencapai 34,10% dari sekitar 172 juta penduduk usia 18 tahun ke atas. Masyarakat juga perlu mencermati bahwa rata-rata perokok pada usia 10-18 tahun di Kota Malang cukup siginfikan mencapai 12,6% atau lebih tinggi dari rata-rata Jawa Timur sebesar 9,8% dan rata-rata nasional sebesar 9,1%.

“Penyakit tidak menular, penyakit terus menerus, pengobatannya pun harus terus menerus, biaya berobat pada akhirnya bisa mengikis ekonomi keluarga,” sambungnya.

dr. Aries juga mengajak warga Kota Malang agar tidak meracuni keluarga dengan rokok. Terlebih pada saat pandemi, perokok lebih rentan terhadap infeksi Covid-19.

“Sementara bagi orang terdekat yang terpapar asap rokok dan residunya seperti pasangan atau orang tua kita risiko kesehatannya bisa dua kali lipat ketimbang si perokok. Dampaknya ke generasi berikutnya pun tidak main-main, orang tua perokok turut berkontribusi menyebabkan 5,5% kasus stunting pada anak,” tutupnya. (ndu/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content