Malang (malangkota.go.id) – Meski pemerintah telah lama mendorong penggunaan energi terbarukan, namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang menggunakan energi primer. Di antaranya minyak bumi dan batu bara.
Melihat hal itu, muncul ide brilian dari tim Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mitra dosen untuk merancang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Uniknya, gagasan energi terbarukan ini diimplementasikan di masjid, tepatnya di Masjid K. H. Ahmad Dahlan Malang.
Damas Yudha Muzakki, salah satu anggota tim mengatakan bahwa sebagian besar masjid di Indonesia masih bergantung pada listrik dari PLN. Begitupun dengan masjid dan gedung taman pendidikan quran (TPQ) Aisyiyah serta tempat pengasuhan anak di lokasi tersebut. “Paling tidak, penggunaan PLTS ini bisa mengurangi penggunaan listrik yang biasa masjid gunakan,” imbuhnya.
Damas, panggilan akrabnya menerangkan bahwa PLTS yang digagas memiliki empat panel surya. Ditambah dengan satu inverter serta satu baterai yang terpasang. Dijelaskan oleh Damas, PLTS tersebut mampu menghasilkan daya listrik sebesar 800 watt.
Jumlah ini dirasa mampu memasok kebutuhan listrik untuk alat elektronik yang ada di ketiga gedung tersebut. “Perancangan PLTS ini memakan biaya yang lumayan besar. Alhamdulillah kami mendapatkan sebagian besar biayanya melalui program dari UMM,” tuturnya melanjutkan.
Sementara itu, saat acara serah terima, Sugiyanto selaku Ketua Takmir Masjid K. H. Ahmad Dahlan berterima kasih kepada mahasiswa UMM yang telah memasang PLTS tersebut. Dengan adanya inovasi ini, pihak masjid bisa menghemat biaya tagihan listrik tiap bulannya. “Tentu sangat membantu dan dapat menekan biaya listrik. Semoga masjid kami ini bisa menginspirasi masjid yang ada di wilayah lain, khususnya Malang,” ujar Sugiyanto.
Selain PLTS, tim pengabdian mahasiswa tersebut juga memasang smart breaker otomatis. Dengan adanya fitur ini, lampu yang ada di tiga gedung tersebut dapat dihidupkan secara otomatis melalui aplikasi smart home. Hal ini juga akan berkontribusi membantu menekan biaya listrik yang biasa dikeluarkan oleh pihak masjid. Bahkan mereka juga memasang CCTV sebagai bentuk preventif jika ada kejahatan terjadi.
Damas tidak sendiri dalam merumuskan ide dan pengabdiannya. Ia ditemani Ahmad Nawawi, Yuslih Ariawan, Firmansyah, dan Amir Ma’sum. Di lain kesempatan, Novendra Setyawan, S.T., MT selaku dosen pembimbing berharap, inovasi PLTS ini mampu memberikan motivasi bagi masyarakat luas, utamanya daerah Malang.
Ia juga ingin agar para warga sadar akan kondisi Bumi saat ini. “Kami berharap ke depannya energi alternatif semacam ini bisa lebih menopang kebutuhan energi yang ada di Indonesia,” pungkasnya. (say/ram)