Berita

Tabur Bunga di Makam Pahlawan, Sutiaji: Jika Bukan Kita yang Menghormati, Siapa Lagi?

Malang, MC – Sebagai salah satu wujud penghormatan bagi para pahlawan bangsa yang gugur dalam meraih kemerdekaan Indonesia, jajaran Forkopimda Plus Kota Malang menggelar upacara dan tabur bunga. Acara tersebut sekaligus menjadi rangkaian Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November di Taman Makam Pahlawan, Jalan Bogor, Kota Malang, Rabu (10/11/2021). Dalam upacara ini bertindak sebagai inspektur upacara Kol. Inf. Teddy Arifianto.

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji melakukan tabur bunga di makam pahlawan bangsa sebagai wujud untuk menghormati jasa serta pengorbanannya

Usai menggelar upacara, jajaran Forkopmda Plus melakukan tabur bunga secara bergantian dan diawali oleh Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji. Makam pertama yang dituju, yaitu makam Brigjen Sugiyono bin Akad Martoatmodjo yang lahir di Blitar pada 28 Agustus 1928 dan wafat di Malang pada 15 Agustus 2004. Tabur bunga kemudian berlanjut di beberapa makam lain, seperti makam Kol. Inf. Soesamto dan Mayor Hamid Roesdi.

Kol. Inf. Teddy Arifiyanto usai tabur bunga mengatakan, upacara dan tabur bunga seperti ini digelar secara rutin saat peringatan Hari Pahlawan. Menurutnya, hal ini sebagai kewajiban dari anak bangsa untuk menghormati jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur mengusir penjajah dan meraih kata merdeka bagi bangsa ini. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya dan tidak melupakan pengorbanan mereka,” ujarnya.

Jika tidak ada pahlawan, imbuh Teddy, maka anak bangsa Indonesia tidak akan bisa menikmati kemerdekaan dan segala yang ada saat ini. Oleh sebab itu, pihaknya mengajak kepada semua elemen masyarakat, khususnya kaum muda agar mempunyai nasionalisme dan patriotisme yang tinggi. “Para pahlawan telah berkorban jiwa dan raga, maka sudah seharusnya kita menghargai semua pengorbanan mereka,” sambungnya.

Sementara itu, Wali Kota Sutiaji mengatakan bahwa, Hari Pahlawan ini juga harus dijadikan ajang kebangkitan untuk melawan semua gangguan, termasuk pandemi Covid-19 ini. Dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, menurut pria berkacamata itu, maka anak bangsa bisa disebut pahlawan. Karena pada dasarnya untuk saat ini seorang pahlawan tidak harus mengangkat senjata dan maju ke medan perang.

Orang nomor satu di Pemkot Malang itu pun menyampaikan, para pahlawan bangsa yang telah gugur demi untuk meraih kemerdekaan rela berkorban jiwa raga dan dengan tanpa pamrih. “Jika bukan kita yang menghormati jasa para pahlawan ini, siapa lagi. Di era saat ini, mari kita juga berjuang dan menjadi pahlawan, dan minimal menjadi pahlawan di lingkungan keluarga dengan memberi contoh yang baik,” pungkasnya. (say/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content