Artikel Kuliner

Imlek Segera Tiba, Warga Tionghoa Borong Kue Keranjang

Malang, (malangkota.go.id) – Perayaan tahun baru Imlek tak lengkap rasanya jika tanpa hadirnya kue keranjang. Kue keranjang atau Nian Gao atau juga disebut Ti Kwe (dalam dialek Hokkian), merupakan kue khas Tionghoa yang wajib dihidangkan saat perayaan tahun baru Imlek. Bentuk, warna, rasa, maupun teksturnya mirip dengan dodol. Karenanya kue keranjang juga sering disebut dodol China.

Kue keranjang bagi warga Tionghoa yang akan merayakan Imlek

Umumnya, kue keranjang berbentuk bulat dan teksturnya yang lengket melambangkan harapan keluarga yang selalu bersatu dan rukun. Rasanya yang manis mengandung maksud agar siapapun yang makan kue ini selalu yang baik dan manis dalam tutur katanya.

Kue keranjang biasanya disajikan tinggi bertingkat dengan penyusunan dari bawah ke atas, disusun mulai dari yang lebih besar hingga semakin kecil. Penyusunan ini juga memiliki makna peningkatan rezeki atau kemakmuran.

Kue keranjang ini digunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang kepada leluhur. Sebagai sesaji yang dianggap berharga, kue ini biasanya tidak dimakan sampai perayaan Cap Go Meh atau malam ke-15 setelah tahun baru Imlek. Di Kota Malang, banyak sekali toko-toko yang menjual kue keranjang.

“Kami memang jualnya hanya pas Imlek aja, jarang ada kalau hari biasa. Kira-kira sejak dua minggu lalu sudah banyak yang cari. Sekarang bentuknya tidak hanya bulat, ada juga yang dicetak bentuk ikan seperti ini. Tapi yang favorit ya bentuk biasa (bulat),” ungkap Sari, salah satu karyawan toko swalayan yang menjual kue keranjang di Kota Malang, Senin (31/1/2022).

Sementara itu, salah satu warga Malang keturunan Tionghoa Liana, mengaku sebelumnya sudah membeli kebutuhan Imlek-nya. “Kalau untuk pribadi saya sudah beli minggu lalu, sekarang beli lagi untuk dikasih ke saudara dan teman,” tutur Liana.

Liana juga mengatakan, selain untuk sesaji sembahyang, kue keranjang biasanya juga untuk hantaran atau oleh-oleh saat perayaan Imlek.

Kue keranjang terbuat dari tepung ketan dan gula merah yang dicampur air, setelah itu diaduk hingga kental, alu dicetak dan dikukus. Untuk mengonsumsinya, kue ini bisa dipotong menjadi lebih kecil lalu digoreng dengan tepung atau dikukus lagi, atau bisa juga langsung dimakan. Di toko ini, berbagai kue keranjang dijual mulai Rp25.000,00 tergantung ukuran dan kemasannya. (ari/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content